Meninggalkan
Saññojanappahāna [Pahāna] (AN 7.9)
“Para bhikkhu, kehidupan spiritual dijalani untuk meninggalkan dan melenyapkan tujuh belenggu. Apakah tujuh ini? Belenggu penerimaan, belenggu penolakan, belenggu pandangan, belenggu keragu-raguan, belenggu keangkuhan, belenggu nafsu pada penjelmaan, dan belenggu ketidak-tahuan. Kehidupan spiritual dijalani untuk meninggalkan dan melenyapkan tujuh belenggu.
“Ketika seorang bhikkhu telah meninggalkan belenggu penerimaan, memotongnya di akarnya, membuatnya menjadi seperti tunggul pohon palem, melenyapkannya sehingga tidak muncul kembali di masa depan; ketika ia telah meninggalkan belenggu penolakan … belenggu pandangan … belenggu keragu-raguan … belenggu keangkuhan … belenggu nafsu pada penjelmaan … belenggu ketidak-tahuan, memotongnya di akarnya, membuatnya menjadi seperti tunggul pohon palem, melenyapkannya sehingga tidak muncul kembali di masa depan, maka ia disebut seorang bhikkhu yang telah memotong ketagihan, telah melepaskan belenggu, dan dengan sepenuhnya menerobos keangkuhan, ia telah mengakhiri penderitaan.”
“Ketika seorang bhikkhu telah meninggalkan belenggu penerimaan, memotongnya di akarnya, membuatnya menjadi seperti tunggul pohon palem, melenyapkannya sehingga tidak muncul kembali di masa depan; ketika ia telah meninggalkan belenggu penolakan … belenggu pandangan … belenggu keragu-raguan … belenggu keangkuhan … belenggu nafsu pada penjelmaan … belenggu ketidak-tahuan, memotongnya di akarnya, membuatnya menjadi seperti tunggul pohon palem, melenyapkannya sehingga tidak muncul kembali di masa depan, maka ia disebut seorang bhikkhu yang telah memotong ketagihan, telah melepaskan belenggu, dan dengan sepenuhnya menerobos keangkuhan, ia telah mengakhiri penderitaan.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com