Kemunduran
Upāsaka aparihānīya [Parihāni 2] (AN 7.29)
“Para bhikkhu, tujuh hal ini mengarah pada kemunduran seorang umat awam. Apakah tujuh ini? (1) Ia berhenti menemui para bhikkhu; (2) ia mengabaikan mendengarkan Dhamma sejati; (3) ia tidak berlatih dalam perilaku bermoral yang lebih tinggi; (4) ia penuh kecurigaan terhadap para bhikkhu, apakah para bhikkhu senior, bhikkhu junior, atau menengah; (5) ia mendengarkan Dhamma dengan pikiran yang berniat untuk mengkritik, mencari celah kesalahan; (6) ia mencari orang yang layak menerima persembahan di antara pihak luar; (7) ia pertama-tama melakukan perbuatan [berjasa] di sana. Ketujuh hal ini mengarah pada kemunduran seorang umat awam.
“Para bhikkhu, tujuh hal ini mengarah pada ketidak-munduran seorang umat awam. Apakah tujuh ini? (1) Ia tidak berhenti menemui para bhikkhu; (2) ia tidak mengabaikan mendengarkan Dhamma sejati; (3) ia berlatih dalam perilaku bermoral yang lebih tinggi; (4) ia penuh keyakinan terhadap para bhikkhu, apakah para bhikkhu senior, bhikkhu junior, atau menengah; (5) ia mendengarkan Dhamma dengan pikiran yang tidak berniat untuk mengkritik, tidak mencari celah kesalahan; (6) ia tidak mencari orang yang layak menerima persembahan di antara pihak luar; (7) ia pertama-tama melakukan perbuatan [berjasa] di sini. Ketujuh hal ini mengarah pada ketidak-munduran seorang umat awam.”
Seorang umat awam yang berhenti menemui
[para bhikkhu] yang telah mengembangkan diri mereka,
[yang berhenti] mendengarkan ajaran-ajaran para mulia,
dan tidak berlatih dalam moralitas yang lebih tinggi;
yang kecurigaannya terhadap para bhikkhu
senantiasa meningkat;
yang ingin mendengarkan Dhamma sejati
dengan pikiran untuk mengkritik;
umat awam yang mencari
seorang yang layak menerima persembahan di antara pihak luar
dan pertama-tama melakukan perbuatan berjasa kepada mereka:
ketujuh prinsip yang telah diajarkan dengan baik ini
menggambarkan apa yang mengarah menuju kemunduran.
Seorang umat awam yang mendekati ketujuh prinsip ini
jatuh dari Dhamma sejati.
Seorang umat awam yang tidak berhenti menemui
[para bhikkhu] yang telah mengembangkan diri mereka,
yang mendengarkan ajaran-ajaran para mulia,
dan berlatih dalam moralitas yang lebih tinggi;
yang keyakinannya terhadap para bhikkhu
senantiasa meningkat;
yang ingin mendengarkan Dhamma sejati
dengan pikiran tidak untuk mengkritik;
umat awam yang tidak mencari
seorang yang layak menerima persembahan di antara pihak luar
melainkan yang pertama-tama melakukan perbuatan berjasa di sini:
ketujuh prinsip yang telah diajarkan dengan baik ini
menggambarkan apa yang mengarah menuju ketidak-munduran.
Seorang umat awam yang mendekati krtujuh prinsip ini
tidak jatuh dari Dhamma sejati.
“Para bhikkhu, tujuh hal ini mengarah pada ketidak-munduran seorang umat awam. Apakah tujuh ini? (1) Ia tidak berhenti menemui para bhikkhu; (2) ia tidak mengabaikan mendengarkan Dhamma sejati; (3) ia berlatih dalam perilaku bermoral yang lebih tinggi; (4) ia penuh keyakinan terhadap para bhikkhu, apakah para bhikkhu senior, bhikkhu junior, atau menengah; (5) ia mendengarkan Dhamma dengan pikiran yang tidak berniat untuk mengkritik, tidak mencari celah kesalahan; (6) ia tidak mencari orang yang layak menerima persembahan di antara pihak luar; (7) ia pertama-tama melakukan perbuatan [berjasa] di sini. Ketujuh hal ini mengarah pada ketidak-munduran seorang umat awam.”
Seorang umat awam yang berhenti menemui
[para bhikkhu] yang telah mengembangkan diri mereka,
[yang berhenti] mendengarkan ajaran-ajaran para mulia,
dan tidak berlatih dalam moralitas yang lebih tinggi;
yang kecurigaannya terhadap para bhikkhu
senantiasa meningkat;
yang ingin mendengarkan Dhamma sejati
dengan pikiran untuk mengkritik;
umat awam yang mencari
seorang yang layak menerima persembahan di antara pihak luar
dan pertama-tama melakukan perbuatan berjasa kepada mereka:
ketujuh prinsip yang telah diajarkan dengan baik ini
menggambarkan apa yang mengarah menuju kemunduran.
Seorang umat awam yang mendekati ketujuh prinsip ini
jatuh dari Dhamma sejati.
Seorang umat awam yang tidak berhenti menemui
[para bhikkhu] yang telah mengembangkan diri mereka,
yang mendengarkan ajaran-ajaran para mulia,
dan berlatih dalam moralitas yang lebih tinggi;
yang keyakinannya terhadap para bhikkhu
senantiasa meningkat;
yang ingin mendengarkan Dhamma sejati
dengan pikiran tidak untuk mengkritik;
umat awam yang tidak mencari
seorang yang layak menerima persembahan di antara pihak luar
melainkan yang pertama-tama melakukan perbuatan berjasa di sini:
ketujuh prinsip yang telah diajarkan dengan baik ini
menggambarkan apa yang mengarah menuju ketidak-munduran.
Seorang umat awam yang mendekati krtujuh prinsip ini
tidak jatuh dari Dhamma sejati.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com