Saksi Tubuh
Kāyasakkhi [Kāyasakkhī] (AN 9.43)
“Dikatakan, teman, ‘seorang saksi tubuh, seorang saksi tubuh.’ Dengan cara bagaimanakah Sang Bhagavā membabarkan tentang seorang saksi tubuh?”
(1) “Di sini, teman, dengan terasing dari kenikmatan-kenikmatan indria … seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam jhāna pertama … ia berdiam setelah menyentuh landasan itu dengan tubuhnya dalam cara apa pun [itu dicapai]. Hingga sejauh ini Sang Bhagavā telah membabarkan tentang seorang saksi tubuh dalam makna sementara.
(2)-(4) “Kemudian, teman, dengan meredanya pemikiran dan pemeriksaan, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam jhāna ke dua … jhāna ke tiga … jhāna ke empat … Ia berdiam setelah menyentuh landasan itu dengan tubuhnya dalam cara apa pun [itu dicapai]. Hingga sejauh ini juga Sang Bhagavā telah membabarkan tentang seorang saksi tubuh dalam makna sementara.
(5)-(8) “Kemudian, teman, dengan sepenuhnya melampaui persepsi bentuk-bentuk, dengan lenyapnya persepsi kontak indria, dengan tanpa-perhatian pada persepsi keberagaman, [dengan menyadari] ‘ruang adalah tanpa batas,’ seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam landasan ruang tanpa batas … landasan kesadaran tanpa batas … landasan kekosongan … landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi. Ia berdiam setelah menyentuh landasan itu dengan tubuhnya dalam cara apa pun [itu dicapai]. Hingga sejauh ini juga Sang Bhagavā telah membabarkan tentang seorang saksi tubuh dalam makna sementara.
(9) “Kemudian, teman, dengan sepenuhnya melampaui landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam lenyapnya persepsi dan perasaan, dan setelah melihatnya dengan kebijaksanaan, noda-nodanya sepenuhnya dihancurkan. Ia berdiam setelah menyentuh landasan itu dengan tubuhnya dalam cara apa pun [itu dicapai]. Hingga sejauh ini, teman, Sang Bhagavā telah membabarkan tentang seorang saksi tubuh dalam makna bukan-sementara.”
(1) “Di sini, teman, dengan terasing dari kenikmatan-kenikmatan indria … seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam jhāna pertama … ia berdiam setelah menyentuh landasan itu dengan tubuhnya dalam cara apa pun [itu dicapai]. Hingga sejauh ini Sang Bhagavā telah membabarkan tentang seorang saksi tubuh dalam makna sementara.
(2)-(4) “Kemudian, teman, dengan meredanya pemikiran dan pemeriksaan, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam jhāna ke dua … jhāna ke tiga … jhāna ke empat … Ia berdiam setelah menyentuh landasan itu dengan tubuhnya dalam cara apa pun [itu dicapai]. Hingga sejauh ini juga Sang Bhagavā telah membabarkan tentang seorang saksi tubuh dalam makna sementara.
(5)-(8) “Kemudian, teman, dengan sepenuhnya melampaui persepsi bentuk-bentuk, dengan lenyapnya persepsi kontak indria, dengan tanpa-perhatian pada persepsi keberagaman, [dengan menyadari] ‘ruang adalah tanpa batas,’ seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam landasan ruang tanpa batas … landasan kesadaran tanpa batas … landasan kekosongan … landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi. Ia berdiam setelah menyentuh landasan itu dengan tubuhnya dalam cara apa pun [itu dicapai]. Hingga sejauh ini juga Sang Bhagavā telah membabarkan tentang seorang saksi tubuh dalam makna sementara.
(9) “Kemudian, teman, dengan sepenuhnya melampaui landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam lenyapnya persepsi dan perasaan, dan setelah melihatnya dengan kebijaksanaan, noda-nodanya sepenuhnya dihancurkan. Ia berdiam setelah menyentuh landasan itu dengan tubuhnya dalam cara apa pun [itu dicapai]. Hingga sejauh ini, teman, Sang Bhagavā telah membabarkan tentang seorang saksi tubuh dalam makna bukan-sementara.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com