Konsentrasi
Samādhi (AN 10.6)
Yang Mulia Ānanda mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata kepada Beliau:
“Bhante, dapatkah seorang bhikkhu mencapai suatu keadaan konsentrasi di mana
(1) ia tidak menyadari tanah sehubungan dengan tanah;
(2) tidak menyadari air sehubungan dengan air;
(3) tidak menyadari api sehubungan dengan api;
(4) tidak menyadari udara sehubungan dengan udara;
(5) tidak menyadari landasan ruang tanpa batas sehubungan dengan landasan ruang tanpa batas;
(6) tidak menyadari landasan kesadaran tanpa batas sehubungan dengan landasan kesadaran tanpa batas;
(7) tidak menyadari landasan kekosongan sehubungan dengan landasan kekosongan;
(8) tidak menyadari landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi sehubungan dengan landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi;
(9) tidak menyadari dunia ini sehubungan dengan dunia ini;
(10) tidak menyadari dunia lain sehubungan dengan dunia lain, tetapi ia masih sadar?”
“Dapat, Ānanda.”
“Tetapi bagaimanakah, Bhante, ia dapat mencapai keadaan konsentrasi demikian?”
“Di sini, Ānanda, seorang bhikkhu mempersepsikan sebagai berikut: ‘Ini damai, ini luhur, yaitu, tenangnya segala aktivitas, lepasnya segala perolehan, hancurnya ketagihan, kebosanan, lenyapnya, nibbāna.’ Dengan cara inilah, Ānanda, seorang bhikkhu dapat mencapai keadaan konsentrasi demikian di mana ia tidak menyadari tanah sehubungan dengan tanah; tidak menyadari air sehubungan dengan air; tidak menyadari api sehubungan dengan api; tidak menyadari udara sehubungan dengan udara; tidak menyadari landasan ruang tanpa batas sehubungan dengan landasan ruang tanpa batas; tidak menyadari landasan kesadaran tanpa batas sehubungan dengan landasan kesadaran tanpa batas; tidak menyadari landasan kekosongan sehubungan dengan landasan kekosongan; tidak menyadari landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi sehubungan dengan landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi; tidak menyadari dunia ini sehubungan dengan dunia ini; tidak menyadari dunia lain sehubungan dengan dunia lain, tetapi ia masih sadar.”
“Bhante, dapatkah seorang bhikkhu mencapai suatu keadaan konsentrasi di mana
(1) ia tidak menyadari tanah sehubungan dengan tanah;
(2) tidak menyadari air sehubungan dengan air;
(3) tidak menyadari api sehubungan dengan api;
(4) tidak menyadari udara sehubungan dengan udara;
(5) tidak menyadari landasan ruang tanpa batas sehubungan dengan landasan ruang tanpa batas;
(6) tidak menyadari landasan kesadaran tanpa batas sehubungan dengan landasan kesadaran tanpa batas;
(7) tidak menyadari landasan kekosongan sehubungan dengan landasan kekosongan;
(8) tidak menyadari landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi sehubungan dengan landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi;
(9) tidak menyadari dunia ini sehubungan dengan dunia ini;
(10) tidak menyadari dunia lain sehubungan dengan dunia lain, tetapi ia masih sadar?”
“Dapat, Ānanda.”
“Tetapi bagaimanakah, Bhante, ia dapat mencapai keadaan konsentrasi demikian?”
“Di sini, Ānanda, seorang bhikkhu mempersepsikan sebagai berikut: ‘Ini damai, ini luhur, yaitu, tenangnya segala aktivitas, lepasnya segala perolehan, hancurnya ketagihan, kebosanan, lenyapnya, nibbāna.’ Dengan cara inilah, Ānanda, seorang bhikkhu dapat mencapai keadaan konsentrasi demikian di mana ia tidak menyadari tanah sehubungan dengan tanah; tidak menyadari air sehubungan dengan air; tidak menyadari api sehubungan dengan api; tidak menyadari udara sehubungan dengan udara; tidak menyadari landasan ruang tanpa batas sehubungan dengan landasan ruang tanpa batas; tidak menyadari landasan kesadaran tanpa batas sehubungan dengan landasan kesadaran tanpa batas; tidak menyadari landasan kekosongan sehubungan dengan landasan kekosongan; tidak menyadari landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi sehubungan dengan landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi; tidak menyadari dunia ini sehubungan dengan dunia ini; tidak menyadari dunia lain sehubungan dengan dunia lain, tetapi ia masih sadar.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com