Ketagihan
Taṇhā (AN 10.62)
“Para bhikkhu, dikatakan: ‘Titik awal ketagihan pada penjelmaan, para bhikkhu, tidak terlihat sedemikian bahwa sebelum ini tidak ada ketagihan pada penjelmaan dan setelahnya menjadi ada.’ Namun, ketagihan pada penjelmaan masih terlihat memiliki kondisi khusus.
“Aku katakan, para bhikkhu, bahwa ketagihan pada penjelmaan memiliki makanan; bukan tanpa makanan. Dan apakah makanan bagi ketagihan pada penjelmaan? Ini harus dijawab: ketidak-tahuan. Ketidak-tahuan ini juga, Aku katakan, memiliki makanan; bukan tanpa makanan. Dan apakah makanan bagi ketidak-tahuan ini? Ini harus dijawab: lima rintangan … [seperti pada 10:61] … Dan apakah makanan bagi tidak mendengarkan Dhamma sejati? Ini harus dijawab: tidak bergaul dengan orang-orang baik.
“Demikianlah tidak bergaul dengan orang-orang baik, menjadi penuh, mengisi tidak mendengarkan Dhamma sejati … Kelima rintangan, menjadi penuh, mengisi ketidak-tahuan. Ketidak-tahuan, menjadi penuh, mengisi ketagihan pada penjelmaan. Demikianlah ada makanan bagi ketagihan pada penjelmaan, dan dengan cara inilah ketagihan pada penjelmaan menjadi penuh.
“Seperti halnya, ketika hujan deras turun dalam tetesan-tetesan besar di puncak gunung, dan air mengalir menuruni lereng … … dan sungai-sungai besar, menjadi penuh, mengisi samudra raya; demikianlah ada makanan bagi samudra raya, dan dengan cara inilah samudra raya menjadi penuh. Demikian pula, tidak bergaul dengan orang-orang baik, menjadi penuh, mengisi tidak mendengarkan Dhamma sejati … dan ketidak-tahuan, menjadi penuh, mengisi ketagihan pada penjelmaan. Demikianlah ada makanan bagi ketagihan pada penjelmaan, dan dengan cara inilah ketagihan pada penjelmaan menjadi penuh.
“Aku katakan, para bhikkhu, bahwa (1) pengetahuan sejati dan kebebasan memiliki makanan; bukan tanpa makanan. Dan apakah makanan bagi pengetahuan sejati dan kebebasan? Ini harus dijawab: (2) tujuh faktor pencerahan … Mendengarkan Dhamma sejati juga, Aku katakan, memiliki makanan; bukan tanpa makanan. Dan apakah makanan bagi mendengarkan Dhamma sejati? Ini harus dijawab: (10) bergaul dengan orang-orang baik.
“Demikianlah bergaul dengan orang-orang baik, menjadi penuh, mengisi mendengarkan Dhamma sejati … Ketujuh faktor pencerahan, menjadi penuh, mengisi pengetahuan sejati dan kebebasan. Demikianlah ada makanan bagi pengetahuan sejati dan kebebasan, dan dengan cara inilah pengetahuan sejati dan kebebasan menjadi penuh.
“Seperti halnya, ketika hujan deras turun dalam tetesan-tetesan besar di puncak gunung, dan air mengalir menuruni lereng … dan sungai-sungai besar, menjadi penuh, mengisi samudra raya; demikianlah ada makanan bagi samudra raya, dan dengan cara inilah samudra raya menjadi penuh. Demikian pula, bergaul dengan orang-orang baik, menjadi penuh, mengisi mendengarkan Dhamma sejati … Ketujuh faktor pencerahan, menjadi penuh, mengisi pengetahuan sejati dan kebebasan. Demikianlah ada makanan bagi pengetahuan sejati dan kebebasan, dan dengan cara inilah pengetahuan sejati dan kebebasan menjadi penuh.”
“Aku katakan, para bhikkhu, bahwa ketagihan pada penjelmaan memiliki makanan; bukan tanpa makanan. Dan apakah makanan bagi ketagihan pada penjelmaan? Ini harus dijawab: ketidak-tahuan. Ketidak-tahuan ini juga, Aku katakan, memiliki makanan; bukan tanpa makanan. Dan apakah makanan bagi ketidak-tahuan ini? Ini harus dijawab: lima rintangan … [seperti pada 10:61] … Dan apakah makanan bagi tidak mendengarkan Dhamma sejati? Ini harus dijawab: tidak bergaul dengan orang-orang baik.
“Demikianlah tidak bergaul dengan orang-orang baik, menjadi penuh, mengisi tidak mendengarkan Dhamma sejati … Kelima rintangan, menjadi penuh, mengisi ketidak-tahuan. Ketidak-tahuan, menjadi penuh, mengisi ketagihan pada penjelmaan. Demikianlah ada makanan bagi ketagihan pada penjelmaan, dan dengan cara inilah ketagihan pada penjelmaan menjadi penuh.
“Seperti halnya, ketika hujan deras turun dalam tetesan-tetesan besar di puncak gunung, dan air mengalir menuruni lereng … … dan sungai-sungai besar, menjadi penuh, mengisi samudra raya; demikianlah ada makanan bagi samudra raya, dan dengan cara inilah samudra raya menjadi penuh. Demikian pula, tidak bergaul dengan orang-orang baik, menjadi penuh, mengisi tidak mendengarkan Dhamma sejati … dan ketidak-tahuan, menjadi penuh, mengisi ketagihan pada penjelmaan. Demikianlah ada makanan bagi ketagihan pada penjelmaan, dan dengan cara inilah ketagihan pada penjelmaan menjadi penuh.
“Aku katakan, para bhikkhu, bahwa (1) pengetahuan sejati dan kebebasan memiliki makanan; bukan tanpa makanan. Dan apakah makanan bagi pengetahuan sejati dan kebebasan? Ini harus dijawab: (2) tujuh faktor pencerahan … Mendengarkan Dhamma sejati juga, Aku katakan, memiliki makanan; bukan tanpa makanan. Dan apakah makanan bagi mendengarkan Dhamma sejati? Ini harus dijawab: (10) bergaul dengan orang-orang baik.
“Demikianlah bergaul dengan orang-orang baik, menjadi penuh, mengisi mendengarkan Dhamma sejati … Ketujuh faktor pencerahan, menjadi penuh, mengisi pengetahuan sejati dan kebebasan. Demikianlah ada makanan bagi pengetahuan sejati dan kebebasan, dan dengan cara inilah pengetahuan sejati dan kebebasan menjadi penuh.
“Seperti halnya, ketika hujan deras turun dalam tetesan-tetesan besar di puncak gunung, dan air mengalir menuruni lereng … dan sungai-sungai besar, menjadi penuh, mengisi samudra raya; demikianlah ada makanan bagi samudra raya, dan dengan cara inilah samudra raya menjadi penuh. Demikian pula, bergaul dengan orang-orang baik, menjadi penuh, mengisi mendengarkan Dhamma sejati … Ketujuh faktor pencerahan, menjadi penuh, mengisi pengetahuan sejati dan kebebasan. Demikianlah ada makanan bagi pengetahuan sejati dan kebebasan, dan dengan cara inilah pengetahuan sejati dan kebebasan menjadi penuh.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com