Pengetahuan Sejati
Vijjā (AN 10.105)
“Para bhikkhu, ketidak-tahuan—yang disertai dengan rasa tidak tahu malu dan moralitas yang sembrono—adalah pelopor dalam memasuki kualitas-kualitas tidak bermanfaat.
(1) Pada seorang dungu yang tenggelam dalam ketidak-tahuan, maka pandangan salah muncul.
(2) Pada seorang yang memiliki pandangan salah, maka kehendak salah muncul.
(3) Pada seorang yang memiliki kehendak salah, maka ucapan salah muncul.
(4) Pada seorang yang memiliki ucapan salah, maka perbuatan salah muncul.
(5) Pada seorang yang memiliki perbuatan salah, maka penghidupan salah muncul.
(6) Pada seorang yang memiliki penghidupan salah, maka usaha salah muncul.
(7) Pada seorang yang memiliki usaha salah, maka perhatian salah muncul.
(8) Pada seorang yang memiliki perhatian salah, maka konsentrasi salah muncul.
(9) Pada seorang yang memiliki konsentrasi salah, maka pengetahuan salah muncul.
(10) Pada seorang yang memiliki pengetahuan salah, maka kebebasan salah muncul.
“Para bhikkhu, pengetahuan sejati—yang disertai dengan rasa malu dan rasa takut—adalah pelopor dalam memasuki kualitas-kualitas bermanfaat.
(1) Pada seorang bijaksana yang telah sampai pada pengetahuan sejati, maka pandangan benar muncul.
(2) Pada seorang yang memiliki pandangan benar, maka kehendak benar muncul.
(3) Pada seorang yang memiliki kehendak benar, maka ucapan benar muncul.
(4) Pada seorang yang memiliki ucapan benar, maka perbuatan benar muncul.
(5) Pada seorang yang memiliki perbuatan benar, maka penghidupan benar muncul.
(6) Pada seorang yang memiliki penghidupan benar, maka usaha benar muncul.
(7) Pada seorang yang memiliki usaha benar, maka perhatian benar muncul.
(8) Pada seorang yang memiliki perhatian benar, maka konsentrasi benar muncul.
(9) Pada seorang yang memiliki konsentrasi benar, maka pengetahuan benar muncul.
(10) Pada seorang yang memiliki pengetahuan benar, maka kebebasan benar muncul.”
(1) Pada seorang dungu yang tenggelam dalam ketidak-tahuan, maka pandangan salah muncul.
(2) Pada seorang yang memiliki pandangan salah, maka kehendak salah muncul.
(3) Pada seorang yang memiliki kehendak salah, maka ucapan salah muncul.
(4) Pada seorang yang memiliki ucapan salah, maka perbuatan salah muncul.
(5) Pada seorang yang memiliki perbuatan salah, maka penghidupan salah muncul.
(6) Pada seorang yang memiliki penghidupan salah, maka usaha salah muncul.
(7) Pada seorang yang memiliki usaha salah, maka perhatian salah muncul.
(8) Pada seorang yang memiliki perhatian salah, maka konsentrasi salah muncul.
(9) Pada seorang yang memiliki konsentrasi salah, maka pengetahuan salah muncul.
(10) Pada seorang yang memiliki pengetahuan salah, maka kebebasan salah muncul.
“Para bhikkhu, pengetahuan sejati—yang disertai dengan rasa malu dan rasa takut—adalah pelopor dalam memasuki kualitas-kualitas bermanfaat.
(1) Pada seorang bijaksana yang telah sampai pada pengetahuan sejati, maka pandangan benar muncul.
(2) Pada seorang yang memiliki pandangan benar, maka kehendak benar muncul.
(3) Pada seorang yang memiliki kehendak benar, maka ucapan benar muncul.
(4) Pada seorang yang memiliki ucapan benar, maka perbuatan benar muncul.
(5) Pada seorang yang memiliki perbuatan benar, maka penghidupan benar muncul.
(6) Pada seorang yang memiliki penghidupan benar, maka usaha benar muncul.
(7) Pada seorang yang memiliki usaha benar, maka perhatian benar muncul.
(8) Pada seorang yang memiliki perhatian benar, maka konsentrasi benar muncul.
(9) Pada seorang yang memiliki konsentrasi benar, maka pengetahuan benar muncul.
(10) Pada seorang yang memiliki pengetahuan benar, maka kebebasan benar muncul.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com