Perbuatan Yang Bertentangan dengan Dhamma
Adhammacariyā (AN 10.220)
Seorang brahmana tertentu mendatangi Sang Bhagavā dan saling bertukar sapa dengan Beliau. Ketika mereka telah saling bertukar sapa dan beramah-tamah, ia duduk di satu sisi dan berkata kepada Sang Bhagavā:
“Guru Gotama, mengapakah beberapa makhluk di sini, dengan hancurnya jasmani setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka?”
“Adalah, brahmana, karena perbuatan yang tidak baik, perbuatan yang bertentangan dengan Dhamma, maka beberapa makhluk di sini, dengan hancurnya jasmani setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka.
“Guru Gotama, mengapakah beberapa makhluk di sini, dengan hancurnya jasmani setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga?”
“Adalah, brahmana, karena perbuatan yang baik, perbuatan yang selaras dengan Dhamma, maka beberapa makhluk di sini, dengan hancurnya jasmani setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga.”
“Aku tidak memahami secara terperinci makna dari pernyataan Guru Gotama yang Beliau ucapkan secara ringkas. Sudilah Guru Gotama mengajarkan Dhamma kepadaku sedemikian sehingga aku dapat memahami maknanya secara terperinci.”
“Kalau begitu, brahmana, dengarkan dan perhatikanlah dengan seksama. Aku akan berbicara.”
“Baik, Tuan,” brahmana itu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:
“Brahmana, perbuatan yang tidak baik, perbuatan yang bertentangan dengan Dhamma, ada tiga melalui jasmani, empat melalui ucapan, dan tiga melalui pikiran.
“Dan bagaimanakah, brahmana, perbuatan tidak baik itu, perbuatan yang bertentangan dengan Dhamma itu, ada tiga melalui jasmani? … [di sini dan di bawah, penjelasannya seperti pada 10:217] … Dengan cara inilah perbuatan tidak baik itu, perbuatan yang bertentangan dengan Dhamma itu, ada tiga melalui pikiran.
“Adalah, brahmana, karena perbuatan yang tidak baik itu, perbuatan yang bertentangan dengan Dhamma itu, maka beberapa makhluk di sini, dengan hancurnya jasmani setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka.
“Brahmana, perbuatan yang baik, perbuatan yang selaras dengan Dhamma, ada tiga melalui jasmani, empat melalui ucapan, dan tiga melalui pikiran.
“Dan bagaimanakah, brahmana, perbuatan yang baik itu, perbuatan yang selaras dengan Dhamma itu, ada tiga melalui jasmani? … … Dengan cara inilah perbuatan baik itu, perbuatan yang selaras dengan Dhamma itu, ada tiga melalui pikiran.
“Adalah, brahmana, karena perbuatan yang baik, perbuatan yang selaras dengan Dhamma, maka beberapa makhluk di sini, dengan hancurnya jasmani setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga.”
“Bagus sekali, Guru Gotama! … Sudilah Sang Bhagavā menganggapku sebagai seorang umat awam yang telah berlindung sejak hari ini hingga seumur hidup.”
“Guru Gotama, mengapakah beberapa makhluk di sini, dengan hancurnya jasmani setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka?”
“Adalah, brahmana, karena perbuatan yang tidak baik, perbuatan yang bertentangan dengan Dhamma, maka beberapa makhluk di sini, dengan hancurnya jasmani setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka.
“Guru Gotama, mengapakah beberapa makhluk di sini, dengan hancurnya jasmani setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga?”
“Adalah, brahmana, karena perbuatan yang baik, perbuatan yang selaras dengan Dhamma, maka beberapa makhluk di sini, dengan hancurnya jasmani setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga.”
“Aku tidak memahami secara terperinci makna dari pernyataan Guru Gotama yang Beliau ucapkan secara ringkas. Sudilah Guru Gotama mengajarkan Dhamma kepadaku sedemikian sehingga aku dapat memahami maknanya secara terperinci.”
“Kalau begitu, brahmana, dengarkan dan perhatikanlah dengan seksama. Aku akan berbicara.”
“Baik, Tuan,” brahmana itu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:
“Brahmana, perbuatan yang tidak baik, perbuatan yang bertentangan dengan Dhamma, ada tiga melalui jasmani, empat melalui ucapan, dan tiga melalui pikiran.
“Dan bagaimanakah, brahmana, perbuatan tidak baik itu, perbuatan yang bertentangan dengan Dhamma itu, ada tiga melalui jasmani? … [di sini dan di bawah, penjelasannya seperti pada 10:217] … Dengan cara inilah perbuatan tidak baik itu, perbuatan yang bertentangan dengan Dhamma itu, ada tiga melalui pikiran.
“Adalah, brahmana, karena perbuatan yang tidak baik itu, perbuatan yang bertentangan dengan Dhamma itu, maka beberapa makhluk di sini, dengan hancurnya jasmani setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka.
“Brahmana, perbuatan yang baik, perbuatan yang selaras dengan Dhamma, ada tiga melalui jasmani, empat melalui ucapan, dan tiga melalui pikiran.
“Dan bagaimanakah, brahmana, perbuatan yang baik itu, perbuatan yang selaras dengan Dhamma itu, ada tiga melalui jasmani? … … Dengan cara inilah perbuatan baik itu, perbuatan yang selaras dengan Dhamma itu, ada tiga melalui pikiran.
“Adalah, brahmana, karena perbuatan yang baik, perbuatan yang selaras dengan Dhamma, maka beberapa makhluk di sini, dengan hancurnya jasmani setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga.”
“Bagus sekali, Guru Gotama! … Sudilah Sang Bhagavā menganggapku sebagai seorang umat awam yang telah berlindung sejak hari ini hingga seumur hidup.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com