Mahānāma (2)
Mahānāma 2 (AN 11.12)
[Pembukaan seperti pada 11:11, hingga:]
“Setelah menegakkan kelima kualitas ini dalam dirimu, engkau lebih jauh lagi harus mengembangkan enam hal.
(6) “Di sini, Mahānāma, engkau harus mengingat Sang Tathāgata sebagai berikut: ‘Sang Bhagavā adalah … Yang Tercerahkan, Yang Suci.’ Ketika seorang siswa mulia mengingat Sang Tathāgata, pada saat itu pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu, kebencian, atau delusi; pada saat itu pikirannya lurus, berdasarkan pada Sang Tathāgata. Seorang siswa mulia yang pikirannya lurus mendapatkan inspirasi dalam makna, mendapatkan inspirasi dalam Dhamma, mendapatkan kegembiraan yang terhubung dengan Dhamma. Ketika ia gembira, maka sukacita muncul. Pada seorang yang pikirannya bersukacita, jasmaninya menjadi tenang. Seorang yang jasmaninya tenang merasakan kenikmatan. Pada seorang yang merasakan kenikmatan, pikirannya menjadi terkonsentrasi. Mahānāma, engkau harus mengembangkan pengingatan pada Sang Buddha ini ketika sedang berjalan, berdiri, duduk, dan berbaring. Engkau harus mengembangkannya ketika sedang melakukan pekerjaan dan ketika sedang berada di rumah yang penuh dengan anak-anak.
(7) “Kemudian, Mahānāma, engkau harus mengingat Dhamma … (8) … Saṅgha … (9) … perilaku bermoralmu sendiri … (10) … kedermawananmu sendiri … (11) … para dewata sebagai berikut … Ketika seorang siswa mulia mengingat keyakinan, perilaku bermoral, pembelajaran, kedermawanan, dan kebijaksanaan dalam dirinya dan dalam diri para dewata itu, pada saat itu pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu, kebencian, atau delusi; pada saat itu pikirannya lurus, berdasarkan pada para dewata. Seorang siswa mulia yang pikirannya lurus mendapatkan inspirasi dalam makna, mendapatkan inspirasi dalam Dhamma, mendapatkan kegembiraan yang terhubung dengan Dhamma. Ketika ia gembira, maka sukacita muncul. Pada seorang yang pikirannya bersukacita, jasmaninya menjadi tenang. Seorang yang jasmaninya tenang merasakan kenikmatan. Pada seorang yang merasakan kenikmatan, pikirannya menjadi terkonsentrasi. Mahānāma, engkau harus mengembangkan pengingatan pada para dewata ini ketika sedang berjalan, berdiri, duduk, dan berbaring. Engkau harus mengembangkannya ketika sedang melakukan pekerjaan dan ketika sedang berada di rumah yang penuh dengan anak-anak.”
“Setelah menegakkan kelima kualitas ini dalam dirimu, engkau lebih jauh lagi harus mengembangkan enam hal.
(6) “Di sini, Mahānāma, engkau harus mengingat Sang Tathāgata sebagai berikut: ‘Sang Bhagavā adalah … Yang Tercerahkan, Yang Suci.’ Ketika seorang siswa mulia mengingat Sang Tathāgata, pada saat itu pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu, kebencian, atau delusi; pada saat itu pikirannya lurus, berdasarkan pada Sang Tathāgata. Seorang siswa mulia yang pikirannya lurus mendapatkan inspirasi dalam makna, mendapatkan inspirasi dalam Dhamma, mendapatkan kegembiraan yang terhubung dengan Dhamma. Ketika ia gembira, maka sukacita muncul. Pada seorang yang pikirannya bersukacita, jasmaninya menjadi tenang. Seorang yang jasmaninya tenang merasakan kenikmatan. Pada seorang yang merasakan kenikmatan, pikirannya menjadi terkonsentrasi. Mahānāma, engkau harus mengembangkan pengingatan pada Sang Buddha ini ketika sedang berjalan, berdiri, duduk, dan berbaring. Engkau harus mengembangkannya ketika sedang melakukan pekerjaan dan ketika sedang berada di rumah yang penuh dengan anak-anak.
(7) “Kemudian, Mahānāma, engkau harus mengingat Dhamma … (8) … Saṅgha … (9) … perilaku bermoralmu sendiri … (10) … kedermawananmu sendiri … (11) … para dewata sebagai berikut … Ketika seorang siswa mulia mengingat keyakinan, perilaku bermoral, pembelajaran, kedermawanan, dan kebijaksanaan dalam dirinya dan dalam diri para dewata itu, pada saat itu pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu, kebencian, atau delusi; pada saat itu pikirannya lurus, berdasarkan pada para dewata. Seorang siswa mulia yang pikirannya lurus mendapatkan inspirasi dalam makna, mendapatkan inspirasi dalam Dhamma, mendapatkan kegembiraan yang terhubung dengan Dhamma. Ketika ia gembira, maka sukacita muncul. Pada seorang yang pikirannya bersukacita, jasmaninya menjadi tenang. Seorang yang jasmaninya tenang merasakan kenikmatan. Pada seorang yang merasakan kenikmatan, pikirannya menjadi terkonsentrasi. Mahānāma, engkau harus mengembangkan pengingatan pada para dewata ini ketika sedang berjalan, berdiri, duduk, dan berbaring. Engkau harus mengembangkannya ketika sedang melakukan pekerjaan dan ketika sedang berada di rumah yang penuh dengan anak-anak.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com