Kasus Pengetahuan (2)
Ñāṇavatthu 2 (SN 12.34)
Di Sāvatthī. “Para bhikkhu, Aku akan mengajarkan kepada kalian tujuh-puluh-tujuh kasus pengetahuan. Dengarkanlah dan perhatikanlah, Aku akan menjelaskan.”
“Baik, Yang Mulia,” para bhikkhu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:
“Para bhikkhu, apakah tujuh-puluh-tujuh kasus pengetahuan? Pengetahuan: ‘Penuaan-dan-kematian memiliki kelahiran sebagai kondisinya.’ Pengetahuan: ‘Ketika tidak ada kelahiran, maka tidak ada penuaan-dan-kematian.’ Pengetahuan: ‘Di masa lampau juga penuaan-dan-kematian memiliki kelahiran sebagai kondisinya.’ Pengetahuan: ‘Di masa lampau juga, jika tidak ada kelahiran, maka tidak ada penuaan-dan-kematian.’ Pengetahuan: ‘Di masa depan juga penuaan-dan-kematian akan memiliki kelahiran sebagai kondisinya.’ Pengetahuan: ‘Di masa depan juga, jika tidak akan ada kelahiran, maka tidak akan ada penuaan-dan-kematian.’ Pengetahuan: ‘Pengetahuan kestabilan Dhamma itu juga tunduk pada kehancuran, pelenyapan, peluruhan, dan penghentian.’
“Pengetahuan: ‘Kelahiran memiliki penjelmaan sebagai kondisinya’ … Pengetahuan: ‘Bentukan-bentukan kehendak memiliki ketidaktahuan sebagai kondisinya.’ Pengetahuan: ‘Ketika tidak ada ketidaktahuan, maka tidak ada bentukan-bentukan kehendak.’ Pengetahuan: ‘Di masa lampau juga bentukan-bentukan kehendak memiliki ketidaktahuan sebagai kondisinya.’ Pengetahuan: ‘Di masa lampau juga, jika tidak ada ketidaktahuan, maka tidak ada bentukan-bentukan kehendak.’ Pengetahuan: ‘Di masa depan juga bentukan-bentukan kehendak akan memiliki ketidaktahuan sebagai kondisinya.’ Pengetahuan: ‘Di masa depan juga, jika tidak ada ketidaktahuan, maka tidak akan ada bentukan-bentukan kehendak.’ Pengetahuan: ‘Pengetahuan kestabilan Dhamma itu juga tunduk pada kehancuran, pelenyapan, peluruhan, dan penghentian.’
“Ini, para bhikkhu, disebut tujuh-puluh-tujuh kasus pengetahuan.”
“Baik, Yang Mulia,” para bhikkhu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:
“Para bhikkhu, apakah tujuh-puluh-tujuh kasus pengetahuan? Pengetahuan: ‘Penuaan-dan-kematian memiliki kelahiran sebagai kondisinya.’ Pengetahuan: ‘Ketika tidak ada kelahiran, maka tidak ada penuaan-dan-kematian.’ Pengetahuan: ‘Di masa lampau juga penuaan-dan-kematian memiliki kelahiran sebagai kondisinya.’ Pengetahuan: ‘Di masa lampau juga, jika tidak ada kelahiran, maka tidak ada penuaan-dan-kematian.’ Pengetahuan: ‘Di masa depan juga penuaan-dan-kematian akan memiliki kelahiran sebagai kondisinya.’ Pengetahuan: ‘Di masa depan juga, jika tidak akan ada kelahiran, maka tidak akan ada penuaan-dan-kematian.’ Pengetahuan: ‘Pengetahuan kestabilan Dhamma itu juga tunduk pada kehancuran, pelenyapan, peluruhan, dan penghentian.’
“Pengetahuan: ‘Kelahiran memiliki penjelmaan sebagai kondisinya’ … Pengetahuan: ‘Bentukan-bentukan kehendak memiliki ketidaktahuan sebagai kondisinya.’ Pengetahuan: ‘Ketika tidak ada ketidaktahuan, maka tidak ada bentukan-bentukan kehendak.’ Pengetahuan: ‘Di masa lampau juga bentukan-bentukan kehendak memiliki ketidaktahuan sebagai kondisinya.’ Pengetahuan: ‘Di masa lampau juga, jika tidak ada ketidaktahuan, maka tidak ada bentukan-bentukan kehendak.’ Pengetahuan: ‘Di masa depan juga bentukan-bentukan kehendak akan memiliki ketidaktahuan sebagai kondisinya.’ Pengetahuan: ‘Di masa depan juga, jika tidak ada ketidaktahuan, maka tidak akan ada bentukan-bentukan kehendak.’ Pengetahuan: ‘Pengetahuan kestabilan Dhamma itu juga tunduk pada kehancuran, pelenyapan, peluruhan, dan penghentian.’
“Ini, para bhikkhu, disebut tujuh-puluh-tujuh kasus pengetahuan.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com