Kama
Kāma (Snp 4.1)
Kenikmatan indera yang harus dihindari
Jika manusia menginginkan kenikmatan-kenikmatan indera, dan kemudian berhasil mendapatkannya, pastilah dia akan merasa terpuaskan karena telah memperoleh apa yang diinginkan oleh makhluk yang tidak kekal.
Tetapi jika manusia yang menginginkan dan mengharapkan kenikmatan-kenikmatan indera itu tidak memperolehnya, maka ia akan menderita bagaikan tertusuk anak panah.
Bila manusia menghindari kenikmatan-kenikmatan indera, sebagaimana dia tidak akan menginjak kepala ular, maka manusia seperti itu akan dapat menaklukkan nafsu ini karena kewaspadaannya.
Manusia yang menginginkan berbagai obyek indera, seperti misalnya:, rumah, kebun, emas, uang, kuda, pelayan, handai taulan dll., maka emosi yang kuat akan menguasainya, bahaya akan menghimpitnya, dan penderitaan akan mengikutinya bagaikan air yang masuk ke dalam kapal yang karam.
Oleh karenanya, semoga manusia selalu penuh kewaspadaan dan menghindari kenikmatan-kenikmatan indera. Setelah meninggalkannya, hendaknya ia menyeberangi banjir (kekotoran batin) dan –bagaikan menyelamatkan diri dari kapal yang akan karam– menyeberang ke pantai sebelah sana [Nibbana].
Jika manusia menginginkan kenikmatan-kenikmatan indera, dan kemudian berhasil mendapatkannya, pastilah dia akan merasa terpuaskan karena telah memperoleh apa yang diinginkan oleh makhluk yang tidak kekal.
Tetapi jika manusia yang menginginkan dan mengharapkan kenikmatan-kenikmatan indera itu tidak memperolehnya, maka ia akan menderita bagaikan tertusuk anak panah.
Bila manusia menghindari kenikmatan-kenikmatan indera, sebagaimana dia tidak akan menginjak kepala ular, maka manusia seperti itu akan dapat menaklukkan nafsu ini karena kewaspadaannya.
Manusia yang menginginkan berbagai obyek indera, seperti misalnya:, rumah, kebun, emas, uang, kuda, pelayan, handai taulan dll., maka emosi yang kuat akan menguasainya, bahaya akan menghimpitnya, dan penderitaan akan mengikutinya bagaikan air yang masuk ke dalam kapal yang karam.
Oleh karenanya, semoga manusia selalu penuh kewaspadaan dan menghindari kenikmatan-kenikmatan indera. Setelah meninggalkannya, hendaknya ia menyeberangi banjir (kekotoran batin) dan –bagaikan menyelamatkan diri dari kapal yang akan karam– menyeberang ke pantai sebelah sana [Nibbana].
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com