GIRIDANTA-JĀTAKA
Giridattajātaka (Ja 184)
[98] “Berkat penjaga kuda,“ dan seterusnya. Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berdiam di Veḷuvana, tentang persahabatan (seorang bhikkhu) dengan yang tidak baik.
Cerita pembukanya telah dikemukakan di dalam Mahilāmukha-Jātaka80. Sekali lagi, seperti sebelumnya, kata Sang Guru: “Di masa lampau, bhikkhu ini bersahabat dengan yang tidak baik, sama seperti yang dilakukannya sekarang ini.”
Kemudian Beliau menceritakan sebuah kisah masa lampau.
Dahulu kala, ada seorang raja yang bernama Sāma (si Hitam) berkuasa di Benares. Pada masa itu, Bodhisatta adalah anggota keluarga dari seorang menteri istana, dan tumbuh dewasa menjadi penasihat raja dalam urusan pemerintahan dan spiritual raja.
Raja memiliki kuda kerajaan yang bernama Paṇḍava, dan Giridanta adalah pelatihnya, seorang yang pincang. Kuda itu terbiasa melihat pelatihnya berjalan terpincang-pincang di depannya, sambil memegang tali kekang; mengetahui bahwa dia adalah pelatihnya, kuda itu menirunya dan menjadi pincang.
Seseorang memberi tahu raja bahwa kuda itu menjadi pincang. Raja mengirimkan dokter-dokter hewan ke sana. Mereka memeriksa kuda itu dan menemukan bahwa dia sangat sempurna, dan membuat laporan atas dasar itu. Kemudian raja mengirim Bodhisatta. “Pergilah, Teman,” katanya, “dan cari tahulah tentang semua itu.” Kemudian dia mengetahui bahwasanya kuda itu menjadi pincang karena dia bersama pelatih yang pincang. Maka dari itu, dia memberitahukan hal itu kepada raja. “Ini adalah masalah persahabatan dengan yang tidak baik,” katanya, dan mulai mengulangi bait pertama:
Berkat penjaga kuda,
Paṇḍava yang malang dalam keadaan berbahaya demikian:
Tidak menunjukkan sifat-sifat terdahulunya,
tetapi terpaksa meniru.
“Baiklah, Teman,” kata raja, “apa yang harus dilakukan?” “Carilah penjaga kuda yang baik,” balas Bodhisatta, “dan kuda itu akan menjadi baik seperti sebelumnya.” Kemudian dia mengulangi bait kedua: — [99]
Carilah penjaga kuda yang baik dan cocok,
yang kepadanya Anda dapat bergantung,
untuk mengendalikan dan melatihnya,
kuda itu akan berubah menjadi baik dengan cepat;
Kebiasaan buruknya akan kembali menjadi benar;
dia akan meniru temannya.
Raja pun melakukan demikian, kuda tersebut menjadi baik seperti sebelumnya. Raja memberikan kehormatan yang sangat besar kepada Bodhisatta, merasa senang bahwa dia bahkan tahu hal-hal mengenai hewan.
Sang Guru, ketika uraian ini berakhir, mempertautkan kisah kelahiran mereka: — “Devadatta adalah Giridanta pada masa itu; Bhikkhu yang berteman dengan yang tidak baik adalah kuda itu, dan penasihat yang bijak adalah diri-Ku sendiri.”
Catatan kaki :
80 No. 26.
Cerita pembukanya telah dikemukakan di dalam Mahilāmukha-Jātaka80. Sekali lagi, seperti sebelumnya, kata Sang Guru: “Di masa lampau, bhikkhu ini bersahabat dengan yang tidak baik, sama seperti yang dilakukannya sekarang ini.”
Kemudian Beliau menceritakan sebuah kisah masa lampau.
Dahulu kala, ada seorang raja yang bernama Sāma (si Hitam) berkuasa di Benares. Pada masa itu, Bodhisatta adalah anggota keluarga dari seorang menteri istana, dan tumbuh dewasa menjadi penasihat raja dalam urusan pemerintahan dan spiritual raja.
Raja memiliki kuda kerajaan yang bernama Paṇḍava, dan Giridanta adalah pelatihnya, seorang yang pincang. Kuda itu terbiasa melihat pelatihnya berjalan terpincang-pincang di depannya, sambil memegang tali kekang; mengetahui bahwa dia adalah pelatihnya, kuda itu menirunya dan menjadi pincang.
Seseorang memberi tahu raja bahwa kuda itu menjadi pincang. Raja mengirimkan dokter-dokter hewan ke sana. Mereka memeriksa kuda itu dan menemukan bahwa dia sangat sempurna, dan membuat laporan atas dasar itu. Kemudian raja mengirim Bodhisatta. “Pergilah, Teman,” katanya, “dan cari tahulah tentang semua itu.” Kemudian dia mengetahui bahwasanya kuda itu menjadi pincang karena dia bersama pelatih yang pincang. Maka dari itu, dia memberitahukan hal itu kepada raja. “Ini adalah masalah persahabatan dengan yang tidak baik,” katanya, dan mulai mengulangi bait pertama:
Berkat penjaga kuda,
Paṇḍava yang malang dalam keadaan berbahaya demikian:
Tidak menunjukkan sifat-sifat terdahulunya,
tetapi terpaksa meniru.
“Baiklah, Teman,” kata raja, “apa yang harus dilakukan?” “Carilah penjaga kuda yang baik,” balas Bodhisatta, “dan kuda itu akan menjadi baik seperti sebelumnya.” Kemudian dia mengulangi bait kedua: — [99]
Carilah penjaga kuda yang baik dan cocok,
yang kepadanya Anda dapat bergantung,
untuk mengendalikan dan melatihnya,
kuda itu akan berubah menjadi baik dengan cepat;
Kebiasaan buruknya akan kembali menjadi benar;
dia akan meniru temannya.
Raja pun melakukan demikian, kuda tersebut menjadi baik seperti sebelumnya. Raja memberikan kehormatan yang sangat besar kepada Bodhisatta, merasa senang bahwa dia bahkan tahu hal-hal mengenai hewan.
Sang Guru, ketika uraian ini berakhir, mempertautkan kisah kelahiran mereka: — “Devadatta adalah Giridanta pada masa itu; Bhikkhu yang berteman dengan yang tidak baik adalah kuda itu, dan penasihat yang bijak adalah diri-Ku sendiri.”
Catatan kaki :
80 No. 26.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com