MAṆIKUṆḌALA-JĀTAKA
Maṇikuṇḍalajātaka (Ja 351)
“Meskipun kehilangan semua kesenangan duniawi,” dan seterusnya. Kisah ini diceritakan oleh Sang Guru ketika berdiam di Jetavana, tentang seorang menteri kerajaan melakukan perbuatan buruk di kediaman para selir Raja Kosala.
Cerita pembukanya telah diberikan secara lengkap sebelumnya101.
____________________
Dalam kisah ini Bodhisatta juga terlahir sebagai raja di Benares. Menteri raja yang jahat itu menyuruh Raja Kosala untuk menyerang Kerajaan Kasi, dan memasukkan Bodhisatta ke dalam penjara.
Raja Benares mengembangkan meditasi jhana dan duduk bersila (melayang) di udara. Suatu perasaan panas yang amat membara muncul di dalam diri raja perampas itu, dan ia menghampiri Raja Benares, kemudian mengucapkan bait pertama berikut:
Meskipun kehilangan semua kesenangan duniawi,
anting-anting permata, kereta dan kuda,
terpisahkan dari istri dan anak tercinta,
tetapi kesenanganmu kelihatannya tidak terusik.
[154] Mendengar perkataan ini, Bodhisatta melafalkan bait berikut:
Kesenangan duniawi (kebahagiaan)
akan meninggalkan diri kita dengan cepat,
kesenangan akan segera pergi semuanya,
kesedihan (penderitaan) tidak mempunyai kuasa
untuk membuat kita bersedih,
kesenangan akan cepat berubah menjadi penderitaan.
Bulan selalu muncul dengan bentuk cakra yang berubah-ubah,
sebentar membesar, sebentar mengecil dan kemudian menghilang.
Matahari menyinari alam semesta memberikan kehangatan,
tetapi segera terbenam di kejauhan.
Perubahan adalah hukum alam yg kulihat,
penderitaan tidaklah akan memengaruhi diriku.
Demikianlah Sang Mahasatwa memaparkan kebenaran kepada raja perampas takhta tersebut, dan berikut ini ia mengucapkan bait kalimat selanjutnya102:
Tak kusukai orang (umat awam) yang mengutamakan kesenangan indriawi,
begitu juga dengan petapa gadungan.
Seorang kesatria (raja) yang melakukan sesuatu
tanpa pemeriksaan terlebih dahulu akan membuat
orang-orang bijak menjadi marah, sebaliknya,
seorang kesatria yang melakukan sesuatu
dengan pemeriksaan terlebih dahulu
akan memberikan keputusan yang adil,
dan dengan keputusan adil itu
akan mendapatkan ketenaran seumur hidupnya.
[155] Raja Kosala kembali ke negerinya sendiri setelah mendapatkan pengampunan dari Bodhisatta, dan mengembalikan kerajaannya kepadanya.
____________________
Sang Guru mempertautkan kisah kelahiran mereka setelah menyampaikan uraian ini: “Pada masa itu, Ānanda adalah Raja Kosala dan saya sendiri adalah Raja Benares.”
Cerita pembukanya telah diberikan secara lengkap sebelumnya101.
____________________
Dalam kisah ini Bodhisatta juga terlahir sebagai raja di Benares. Menteri raja yang jahat itu menyuruh Raja Kosala untuk menyerang Kerajaan Kasi, dan memasukkan Bodhisatta ke dalam penjara.
Raja Benares mengembangkan meditasi jhana dan duduk bersila (melayang) di udara. Suatu perasaan panas yang amat membara muncul di dalam diri raja perampas itu, dan ia menghampiri Raja Benares, kemudian mengucapkan bait pertama berikut:
Meskipun kehilangan semua kesenangan duniawi,
anting-anting permata, kereta dan kuda,
terpisahkan dari istri dan anak tercinta,
tetapi kesenanganmu kelihatannya tidak terusik.
[154] Mendengar perkataan ini, Bodhisatta melafalkan bait berikut:
Kesenangan duniawi (kebahagiaan)
akan meninggalkan diri kita dengan cepat,
kesenangan akan segera pergi semuanya,
kesedihan (penderitaan) tidak mempunyai kuasa
untuk membuat kita bersedih,
kesenangan akan cepat berubah menjadi penderitaan.
Bulan selalu muncul dengan bentuk cakra yang berubah-ubah,
sebentar membesar, sebentar mengecil dan kemudian menghilang.
Matahari menyinari alam semesta memberikan kehangatan,
tetapi segera terbenam di kejauhan.
Perubahan adalah hukum alam yg kulihat,
penderitaan tidaklah akan memengaruhi diriku.
Demikianlah Sang Mahasatwa memaparkan kebenaran kepada raja perampas takhta tersebut, dan berikut ini ia mengucapkan bait kalimat selanjutnya102:
Tak kusukai orang (umat awam) yang mengutamakan kesenangan indriawi,
begitu juga dengan petapa gadungan.
Seorang kesatria (raja) yang melakukan sesuatu
tanpa pemeriksaan terlebih dahulu akan membuat
orang-orang bijak menjadi marah, sebaliknya,
seorang kesatria yang melakukan sesuatu
dengan pemeriksaan terlebih dahulu
akan memberikan keputusan yang adil,
dan dengan keputusan adil itu
akan mendapatkan ketenaran seumur hidupnya.
[155] Raja Kosala kembali ke negerinya sendiri setelah mendapatkan pengampunan dari Bodhisatta, dan mengembalikan kerajaannya kepadanya.
____________________
Sang Guru mempertautkan kisah kelahiran mereka setelah menyampaikan uraian ini: “Pada masa itu, Ānanda adalah Raja Kosala dan saya sendiri adalah Raja Benares.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com