Moralitas adalah dasarnya
Sīlalakkhaṇapañha (Mil 3.1 9)
“Bhikkhu Nagasena, apakah ciri khas moralitas?”
“Menopang, O baginda, karena moralitas merupakan landasan bagi semua sifat yang balk, yakni:
a. Lima kemampuan batin yang mengendalikan dan lima kekuatan moral (Catatan- yakni: keyakinan, semangat, kewaspadaan, konsentrasi, dan kebijaksanaan),
b. Tujuh faktor pencerahan (Catatan- yakni: kewaspadaan, penyelidikan, semangat, sukacita, ketenangan, konsentrasi, dan ketenang-seimbangan),
c. Delapan faktor Jalan Mulia (Catatan- yakni: pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, kewaspadaan benar, dan konsentrasi yang benar),
d. Empat landasan kewaspadaan (Catatan- yakni: kewaspadaan pada tubuh, pada perasaan, pada buah-pikir, pada objek pikiran),
e. Empat usaha benar (Catatan- yakni: usaha untuk mencegah dan menghilangkan keadaan yang tidak bajik serta usaha untuk mengembangkan dan mempertahankan keadaan yang bajik),
f. Empat landasan keberhasilan (Catatan- yakni: hasrat, energi, keuletan dan kebijaksanaan),
g. Empat penyerapan (Catatan- yakni: empat tahap pemusatan pikiran atau jhana ),
h. Delapan kebebasan (Catatan- yakni: delapan tingkat pelepasan pikiran oleh konsentrasi yang sangat kuat),
i. Empat metode konsentrasi (Catatan- yakni: meditasi untuk cinta kasih, kasih sayang, sukacita bersimpati, dan ketenang-seimbangan), serta
j. Delapan pencapaian yang agung (Catatan- yakni: empat jhana tanpa-bentuk dan empat jhana berbentuk).
Semua sifat yang baik itu ditopang oleh moralitas. Di dalam diri orang yang mengembangkan batinnya dengan menggunakan moralitas sebagai fondasi, kondisi-kondisi yang baik ini tidak akan berkurang.”
“Berikanlah ilustrasi.”
“Seperti halnya semua bentuk kehidupan hewan dan tumbuhan bergantung pada tanah sebagai penopang, demikian juga seorang petapa -dengan moralitas sebagai penopangnya- mengembangkan lima kemampuan batin yang mengendalikan dan lain sebagainya itu.
Demikian ini yang dikatakan Sang Buddha:
“Bila orang bijaksana, yang telah kokoh moralitasnya,
Mengembangkan konsentrasi dan permahaman,
Kemudian sebagai bhikkhu, dia gigih dan bijaksana,
Dia berhasil menguraikan kekusutan ini.”
“Menopang, O baginda, karena moralitas merupakan landasan bagi semua sifat yang balk, yakni:
a. Lima kemampuan batin yang mengendalikan dan lima kekuatan moral (Catatan- yakni: keyakinan, semangat, kewaspadaan, konsentrasi, dan kebijaksanaan),
b. Tujuh faktor pencerahan (Catatan- yakni: kewaspadaan, penyelidikan, semangat, sukacita, ketenangan, konsentrasi, dan ketenang-seimbangan),
c. Delapan faktor Jalan Mulia (Catatan- yakni: pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, kewaspadaan benar, dan konsentrasi yang benar),
d. Empat landasan kewaspadaan (Catatan- yakni: kewaspadaan pada tubuh, pada perasaan, pada buah-pikir, pada objek pikiran),
e. Empat usaha benar (Catatan- yakni: usaha untuk mencegah dan menghilangkan keadaan yang tidak bajik serta usaha untuk mengembangkan dan mempertahankan keadaan yang bajik),
f. Empat landasan keberhasilan (Catatan- yakni: hasrat, energi, keuletan dan kebijaksanaan),
g. Empat penyerapan (Catatan- yakni: empat tahap pemusatan pikiran atau jhana ),
h. Delapan kebebasan (Catatan- yakni: delapan tingkat pelepasan pikiran oleh konsentrasi yang sangat kuat),
i. Empat metode konsentrasi (Catatan- yakni: meditasi untuk cinta kasih, kasih sayang, sukacita bersimpati, dan ketenang-seimbangan), serta
j. Delapan pencapaian yang agung (Catatan- yakni: empat jhana tanpa-bentuk dan empat jhana berbentuk).
Semua sifat yang baik itu ditopang oleh moralitas. Di dalam diri orang yang mengembangkan batinnya dengan menggunakan moralitas sebagai fondasi, kondisi-kondisi yang baik ini tidak akan berkurang.”
“Berikanlah ilustrasi.”
“Seperti halnya semua bentuk kehidupan hewan dan tumbuhan bergantung pada tanah sebagai penopang, demikian juga seorang petapa -dengan moralitas sebagai penopangnya- mengembangkan lima kemampuan batin yang mengendalikan dan lain sebagainya itu.
Demikian ini yang dikatakan Sang Buddha:
“Bila orang bijaksana, yang telah kokoh moralitasnya,
Mengembangkan konsentrasi dan permahaman,
Kemudian sebagai bhikkhu, dia gigih dan bijaksana,
Dia berhasil menguraikan kekusutan ini.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com