Kewaspadaan
Satilakkhaṇapañha (Mil 3.1 13)
“Nagasena, apakah ciri khas dari kewaspadaan?”
“Mencatat dan menyimpan di dalam ingatan. Ketika kewaspadaan timbul di dalam pikiran petapa, secara berulang-ulang dia mencatat apa yang bajik dan apa yang tidak bajik, apa yang tak-tercela dan apa yang tercela, apa yang tidak penting dan apa yang penting, sifat-sifat yang gelap dan terang, dan sebagainya. Dia akan berpikir, ‘Inilah empat landasan kewaspadaan, inilah empat usaha yang benar, inilah empat landasan keberhasilan, inilah lima kemampuan batin yang mengendalikan, inilah lima kekuatan moral, inilah tujuh faktor pencerahan, inilah delapan faktor Jalan Mulia, inilah ketenangan, inilah kebijaksanaan, inilah pandangan terang, dan inilah kebebasan.’
Demikianlah dia mengembangkan semua sifat yang bajik dan menghindari sifat-sifat yang harus dihindari.”
“Berikanlah ilustrasi.”
“Sama seperti bendahara raja yang mengingatkan tuannya tentang besarnya pasukan raja dan jumlah kekayaan yang ada.”
“Bagaimana ‘menyimpan di dalam ingatan’ dapat menjadi tanda kewaspadaan?”
“Ketika kewaspadaan muncul di dalam pikiran, orang akan mencari kategori tentang sifat-sifat yang baik dan yang tidak baik. Dia akan berpikir, ‘Sifat-sifat yang ini menguntungkan dan yang itu merugikan.’ Dengan demikian dia melenyapkan apa yang jelek di dalam dirinya serta mempertahankan apa yang baik.”
“Berikanlah ilustrasi.”
“Sama seperti perdana menteri raja yang memberikan nasihat tentang tindakan yang benar. Demikian ini yang dikatakan Sang Buddha:
‘Kunyatakan, O para bhikkhu, kewaspadaan sangatlah membantu di mana pun juga’.
“Mencatat dan menyimpan di dalam ingatan. Ketika kewaspadaan timbul di dalam pikiran petapa, secara berulang-ulang dia mencatat apa yang bajik dan apa yang tidak bajik, apa yang tak-tercela dan apa yang tercela, apa yang tidak penting dan apa yang penting, sifat-sifat yang gelap dan terang, dan sebagainya. Dia akan berpikir, ‘Inilah empat landasan kewaspadaan, inilah empat usaha yang benar, inilah empat landasan keberhasilan, inilah lima kemampuan batin yang mengendalikan, inilah lima kekuatan moral, inilah tujuh faktor pencerahan, inilah delapan faktor Jalan Mulia, inilah ketenangan, inilah kebijaksanaan, inilah pandangan terang, dan inilah kebebasan.’
Demikianlah dia mengembangkan semua sifat yang bajik dan menghindari sifat-sifat yang harus dihindari.”
“Berikanlah ilustrasi.”
“Sama seperti bendahara raja yang mengingatkan tuannya tentang besarnya pasukan raja dan jumlah kekayaan yang ada.”
“Bagaimana ‘menyimpan di dalam ingatan’ dapat menjadi tanda kewaspadaan?”
“Ketika kewaspadaan muncul di dalam pikiran, orang akan mencari kategori tentang sifat-sifat yang baik dan yang tidak baik. Dia akan berpikir, ‘Sifat-sifat yang ini menguntungkan dan yang itu merugikan.’ Dengan demikian dia melenyapkan apa yang jelek di dalam dirinya serta mempertahankan apa yang baik.”
“Berikanlah ilustrasi.”
“Sama seperti perdana menteri raja yang memberikan nasihat tentang tindakan yang benar. Demikian ini yang dikatakan Sang Buddha:
‘Kunyatakan, O para bhikkhu, kewaspadaan sangatlah membantu di mana pun juga’.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com