Perasaan orang yang tidak dilahirkan kembali
Paṭisandahanapuggalavediyanapañha (Mil 3.2 4)
“Apakah orang yang tidak akan terlahir kembali merasakan kesakitan?”
“Mungkin dia merasakan kesakitan fisik, O baginda, tetapi bukan kesakitan mental.”
“Jika dia merasakan kesakitan fisik, mengapa dia tidak mati saja dan mencapai keadaan lenyapnya kemelekatan, dan menghentikan penderitaan?”
“Arahat tidak memiliki kesukaan atau kebencian terhadap kehidupan. Dia tidak menggoncangkan pohon agar buahnya yang masih belum matang jatuh, melainkan menanti sehingga buahnya masak. Demikian ini dikatakan oleh Bhante Sariputta, siswa utama Sang Buddha:
‘Bukan kematian, atau kelahiran yang kunantikan;
Bagaikan pekerja menantikan upah, aku menantikan waktuku.
Bukan kematian atau kelahiran yang kurindukan,
Dengan waspada dan jelas mengerti,
Begitulah aku menantikan waktuku’.
“Mungkin dia merasakan kesakitan fisik, O baginda, tetapi bukan kesakitan mental.”
“Jika dia merasakan kesakitan fisik, mengapa dia tidak mati saja dan mencapai keadaan lenyapnya kemelekatan, dan menghentikan penderitaan?”
“Arahat tidak memiliki kesukaan atau kebencian terhadap kehidupan. Dia tidak menggoncangkan pohon agar buahnya yang masih belum matang jatuh, melainkan menanti sehingga buahnya masak. Demikian ini dikatakan oleh Bhante Sariputta, siswa utama Sang Buddha:
‘Bukan kematian, atau kelahiran yang kunantikan;
Bagaikan pekerja menantikan upah, aku menantikan waktuku.
Bukan kematian atau kelahiran yang kurindukan,
Dengan waspada dan jelas mengerti,
Begitulah aku menantikan waktuku’.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com