Penyebab ingatan muncul
Satiuppajjanapañha (Mil 3.7 1)
“Dalam berapa cara, Nagasena, ingatan muncul?”
“Tujuh belas cara, O baginda, yaitu:
1. Karena pengalaman pribadi, seperti misalnya ketika Yang Ariya Ananda dapat mengingat kembali kehidupan-kehidupan beliau yang lampau (tanpa perkembangan khusus);
2. Karena bantuan dari luar, seperti misalnya ketika seseorang mengingatkan temannya yang pelupa;
3. Karena keagungan suatu peristiwa, seperti misalnya ketika seorang raja mengingat pentahbisannya atau ketika seseorang mengingat saat ia mencapai tingkat Pemenang-Arus;
4. Karena kesan yang membawa manfaat, seperti misalnya ketika seseorang mengingat hal-hal yang menyenangkan hatinya;
5. Karena kesan yang merugikan, seperti misalnya ketika seseorang mengingat hal-hal yang menyakitkan;
6. Karena kemiripan penampilan, seperti misalnya ketika seseorang mengingat ibunya, ayahnya, atau saudaranya setelah melihat orang yang mirip mereka;
7. Karena ketidakmiripan, seperti misalnya ketika orang mengingat seseorang setelah melihat orang yang sama sekali berbeda dengan orang itu;
8. Lewat pengetahuan bahasa, seperti misalnya ketika seseorang diingatkan temannya;
9. Lewat tanda, seperti misalnya ketika seseorang mengenali kereta setelah melihat merknya;
10. Lewat usaha untuk mengingat, seperti misalnya ketika seseorang berulang-ulang didesak;
11. Lewat pengetahuan mengeja, seperti misalnya ketika seseorang yang bisa membaca mengingat bahwa huruf ini mengikuti huruf itu;
12. Lewat ilmu hitung, seperti misalnya ketika akuntan bekerja dengan pengetahuannya tentang angka;
13. Lewat hafalan, seperti misalnya ketika penghafal kitab suci mengulang di luar kepala;
14. Lewat meditasi, seperti misalnya ketika bhikkhu mengingat kehidupannya yang lalu;
15. Lewat referensi buku, seperti misalnya ketika raja mengingat kembali peraturan yang telah dibuat sebelumnya dengan referensi sebuah buku;
16. Lewat sumpah, seperti misalnya ketika seseorang mengingat -setelah melihat barang-barang yang tersimpan- keadaan ketika disumpah; atau
17. Lewat hubungan, seperti misalnya ketika seseorang melihat atau mendengar sesuatu kemudian dia teringat akan hal lain yang berhubungan dengannya.”
“Tujuh belas cara, O baginda, yaitu:
1. Karena pengalaman pribadi, seperti misalnya ketika Yang Ariya Ananda dapat mengingat kembali kehidupan-kehidupan beliau yang lampau (tanpa perkembangan khusus);
2. Karena bantuan dari luar, seperti misalnya ketika seseorang mengingatkan temannya yang pelupa;
3. Karena keagungan suatu peristiwa, seperti misalnya ketika seorang raja mengingat pentahbisannya atau ketika seseorang mengingat saat ia mencapai tingkat Pemenang-Arus;
4. Karena kesan yang membawa manfaat, seperti misalnya ketika seseorang mengingat hal-hal yang menyenangkan hatinya;
5. Karena kesan yang merugikan, seperti misalnya ketika seseorang mengingat hal-hal yang menyakitkan;
6. Karena kemiripan penampilan, seperti misalnya ketika seseorang mengingat ibunya, ayahnya, atau saudaranya setelah melihat orang yang mirip mereka;
7. Karena ketidakmiripan, seperti misalnya ketika orang mengingat seseorang setelah melihat orang yang sama sekali berbeda dengan orang itu;
8. Lewat pengetahuan bahasa, seperti misalnya ketika seseorang diingatkan temannya;
9. Lewat tanda, seperti misalnya ketika seseorang mengenali kereta setelah melihat merknya;
10. Lewat usaha untuk mengingat, seperti misalnya ketika seseorang berulang-ulang didesak;
11. Lewat pengetahuan mengeja, seperti misalnya ketika seseorang yang bisa membaca mengingat bahwa huruf ini mengikuti huruf itu;
12. Lewat ilmu hitung, seperti misalnya ketika akuntan bekerja dengan pengetahuannya tentang angka;
13. Lewat hafalan, seperti misalnya ketika penghafal kitab suci mengulang di luar kepala;
14. Lewat meditasi, seperti misalnya ketika bhikkhu mengingat kehidupannya yang lalu;
15. Lewat referensi buku, seperti misalnya ketika raja mengingat kembali peraturan yang telah dibuat sebelumnya dengan referensi sebuah buku;
16. Lewat sumpah, seperti misalnya ketika seseorang mengingat -setelah melihat barang-barang yang tersimpan- keadaan ketika disumpah; atau
17. Lewat hubungan, seperti misalnya ketika seseorang melihat atau mendengar sesuatu kemudian dia teringat akan hal lain yang berhubungan dengannya.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com