Pentahbisan Devadatta
Devadattapabbajjapañha (Mil 5.1 3)
3. Pentahbisan Devadatta
“Jika Sang Buddha itu benar-benar mahatahu dan sekaligus penuh dengan welas asih, mengapa Beliau mengizinkan Devadatta masuk Sangha? Karena dengan menyebabkan perpecahan Sangha [yang hanya dapat dilakukan oleh bhikkhu] Devadatta akhirnya masuk ke neraka selama kalpa itu. Jika Sang Buddha tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Devadatta di kemudian hari, berarti Beliau tidak mahatahu. Sebaliknya, jika Beliau tahu, berarti tidak penuh welas asih.”
“Sang Buddha benar-benar mahatahu dan sekaligus welas asih. Justru karena Beliau telah melihat terlebih dahulu bahwa penderitaan Devadatta akan jadi terbatas, maka Beliau mengizinkannya masuk Sangha. Seperti halnya seorang penguasa -yang mempunyai wewenang untuk mengubah hukuman mati menjadi hukuman potong tangan dan kaki- tidak bertanggung jawab atas penderitaan dan kesakitan yang tetap harus dirasakan tawanan itu. Atau seperti halnya seorang tabib yang pintar dapat mengurangi penyakit yang kritis menjadi lebih ringan dengan memberikan obat yang keras. Demikian juga Sang Buddha mengurangi penderitaan yang akan datang bagi Devadatta dengan mengizinkannya masuk Sangha. Setelah menjalani pederitaan di neraka selama kalpa itu, Devadata kemudian akan bebas dan menjadi Pacceka Buddha yang bernama Atthissara.”
“Sungguh besar anugerah yang diberikan kepada Devadatta oleh Sang Buddha, Nagasena. Sang Tathagata menunjukkan jalan baginya ketika tersesat di rimba belantara. Beliau memberikan tumpuan pijakan yang kokoh ketika Devadatta terjatuh ke jurang. Tetapi alasan dan maksud dari semuanya itu hanya dapat ditunjukkan oleh orang sebijaksana Anda!”
“Jika Sang Buddha itu benar-benar mahatahu dan sekaligus penuh dengan welas asih, mengapa Beliau mengizinkan Devadatta masuk Sangha? Karena dengan menyebabkan perpecahan Sangha [yang hanya dapat dilakukan oleh bhikkhu] Devadatta akhirnya masuk ke neraka selama kalpa itu. Jika Sang Buddha tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Devadatta di kemudian hari, berarti Beliau tidak mahatahu. Sebaliknya, jika Beliau tahu, berarti tidak penuh welas asih.”
“Sang Buddha benar-benar mahatahu dan sekaligus welas asih. Justru karena Beliau telah melihat terlebih dahulu bahwa penderitaan Devadatta akan jadi terbatas, maka Beliau mengizinkannya masuk Sangha. Seperti halnya seorang penguasa -yang mempunyai wewenang untuk mengubah hukuman mati menjadi hukuman potong tangan dan kaki- tidak bertanggung jawab atas penderitaan dan kesakitan yang tetap harus dirasakan tawanan itu. Atau seperti halnya seorang tabib yang pintar dapat mengurangi penyakit yang kritis menjadi lebih ringan dengan memberikan obat yang keras. Demikian juga Sang Buddha mengurangi penderitaan yang akan datang bagi Devadatta dengan mengizinkannya masuk Sangha. Setelah menjalani pederitaan di neraka selama kalpa itu, Devadata kemudian akan bebas dan menjadi Pacceka Buddha yang bernama Atthissara.”
“Sungguh besar anugerah yang diberikan kepada Devadatta oleh Sang Buddha, Nagasena. Sang Tathagata menunjukkan jalan baginya ketika tersesat di rimba belantara. Beliau memberikan tumpuan pijakan yang kokoh ketika Devadatta terjatuh ke jurang. Tetapi alasan dan maksud dari semuanya itu hanya dapat ditunjukkan oleh orang sebijaksana Anda!”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com