Umur Agama
Saddhammantaradhānapañha (Mil 5.1 7)
7. Umur Agama
“Setelah pentahbisan para wanita, Sang Buddha berkata bahwa ajaran yang murni itu hanya akan bertahan selama lima ratus tahun. Tetapi kepada Subaddha Beliau berkata,
‘Selama para bhikkhu Sangha masih menjalani kehidupan suci yang sempurna maka dunia ini tidak akan kekurangan Arahat.’ Pernyataan-pernyataan ini bertentangan.”
“O, baginda, Sang Buddha memang membuat kedua pernyataan itu, tetapi keduanya berbeda di dalam inti dan arti. Yang satu berhubungan dengan umur ajaran yang murni, sedangkan satunya lagi berhubungan dengan praktek dari kehidupan agama. Dan dua hal ini jelas sangat berbeda. Pada saat berkata tentang lima ratus tahun itu Beliau memberikan batasan kepada agama. Akan tetapi ketika berbicara kepada Subaddha Beliau menyatakan tentang apa yang terkandung di dalam agama. Jika murid-murid Sang Buddha terus berusaha sekuat-kuatnya di dalam lima faktor perjuangan, mempunyai keinginan murni untuk tiga latihan, menyempurnakan diri mereka di dalam tindakan dan nilai-nilai yang luhur; maka Ajaran Sang Penakluk yang mulia itu akan bertahan lama dan akan semakin kuat dan kokoh dengan berjalannya waktu. Ajaran Sang Buddha, O, baginda, berakar pada praktek. Prakteklah intinya, dan ajaran akan tetap bertahan selama praktek tidak kendur.
Suatu ajaran tetap bisa lenyap karena tiga hal:
mundurnya pencapaian pandangan terang menjadi hanya sekadar pemahaman intelektual,
mundurnya praktek perilaku yang berhubungan dengan ajaran itu, dan
mundurnya bentuk luar ajaran itu.
Bila pemahaman intelektual hilang, maka meskipun orang itu telah menjalani hidup dengan benar, dia tidak mempunyai pengertian yang jelas tentang ajaran itu. Dengan mundurnya praktek perilaku, penerapan aturan Vinaya akan hilang dan hanya bentuk luar agama itu saja yang tertinggal. Bila bentuk luar itu lenyap maka tradisi itu terputus dan tidak akan dapat berlanjut.
“Setelah pentahbisan para wanita, Sang Buddha berkata bahwa ajaran yang murni itu hanya akan bertahan selama lima ratus tahun. Tetapi kepada Subaddha Beliau berkata,
‘Selama para bhikkhu Sangha masih menjalani kehidupan suci yang sempurna maka dunia ini tidak akan kekurangan Arahat.’ Pernyataan-pernyataan ini bertentangan.”
“O, baginda, Sang Buddha memang membuat kedua pernyataan itu, tetapi keduanya berbeda di dalam inti dan arti. Yang satu berhubungan dengan umur ajaran yang murni, sedangkan satunya lagi berhubungan dengan praktek dari kehidupan agama. Dan dua hal ini jelas sangat berbeda. Pada saat berkata tentang lima ratus tahun itu Beliau memberikan batasan kepada agama. Akan tetapi ketika berbicara kepada Subaddha Beliau menyatakan tentang apa yang terkandung di dalam agama. Jika murid-murid Sang Buddha terus berusaha sekuat-kuatnya di dalam lima faktor perjuangan, mempunyai keinginan murni untuk tiga latihan, menyempurnakan diri mereka di dalam tindakan dan nilai-nilai yang luhur; maka Ajaran Sang Penakluk yang mulia itu akan bertahan lama dan akan semakin kuat dan kokoh dengan berjalannya waktu. Ajaran Sang Buddha, O, baginda, berakar pada praktek. Prakteklah intinya, dan ajaran akan tetap bertahan selama praktek tidak kendur.
Suatu ajaran tetap bisa lenyap karena tiga hal:
mundurnya pencapaian pandangan terang menjadi hanya sekadar pemahaman intelektual,
mundurnya praktek perilaku yang berhubungan dengan ajaran itu, dan
mundurnya bentuk luar ajaran itu.
Bila pemahaman intelektual hilang, maka meskipun orang itu telah menjalani hidup dengan benar, dia tidak mempunyai pengertian yang jelas tentang ajaran itu. Dengan mundurnya praktek perilaku, penerapan aturan Vinaya akan hilang dan hanya bentuk luar agama itu saja yang tertinggal. Bila bentuk luar itu lenyap maka tradisi itu terputus dan tidak akan dapat berlanjut.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com