Kekuatan Mara
Buddhalābhantarāyapañha (Mil 5.2 5)
15. Kekuatan Mara
“Walaupun Yang Mulia mengatakan bahwa Sang Tathagata selalu mendapat makanan sewaktu mengumpulkan dana makanan tetapi ketika memasuki desa Pañcasala Beliau tidak menerima apa-apa karena adanya gangguan Mara. Apakah kekuatan Mara lebih besar daripada kekuatan Sang Buddha, ataukah kekuatan perbuatan tercela lebih kuat daripada kekuatan perbuatan bajik?”
“Baginda, walaupun apa yang baginda katakan itu benar adanya, tetapi itu belum cukup kuat untuk menegaskan pernyataan baginda. Misalnya saja ada seorang penjaga gerbang di suatu istana kerajaan. Dia mungkin mencegah orang agar tidak membawakan hadiah untuk raja karena iri hati, tetapi toh sang raja tidak akan menjadi kalah berkuasa dibandingkan dengan penjaga gerbang itu. Ada empat cara untuk menghalangi suatu pemberian:
Menghalangi pemberian yang belum dimaksudkan untuk orang tertentu;
Menghalangi pemberian yang sudah disisihkan untuk orang tertentu;
Menghalangi pemberian yang sudah disiapkan untuk seseorang, dan
Menghalangi rasa gembira yang timbul karena memberi seseorang.
Dalam hal yang baginda sebutkan, pemberian itu bukanlah dimaksudkan khusus untuk Sang Buddha, karena bila memang sudah ditujukan khusus, tak ada seorang pun yang dapat menghalanginya.”
“O baginda, sehubungan dengan Sang Tathagata, tak seorang pun mampu menghalangi empat hal ini:
pemberian makanan yang sudah dimaksudkan untuk Beliau;
sinar aura yang mengelilingi Beliau sejauh sedepa;
kemahatahuan Beliau; dan
kehidupan Beliau.
Hal-hal itu terbebas dari cacat, tidak dapat diserang makhluk lain dan tidak dapat diganggu. Ketika Mara menguasai para perumahtangga di desa Pañcasala, hal itu bagaikan perampok-perampok yang mengepung jalan besar sambil bersembunyi di tempat-tempat yang tidak dapat dicapai. Tetapi jika raja melihat mereka, menurut baginda apakah mereka akan selamat?”
“Tidak, Yang Mulia. Raja mungkin menyuruh agar mereka dicincang hancur.”
“Begitu pula, O baginda, jika Mara menciptakan penghalang bagi makanan yang telah dikhususkan untuk Sang Buddha, kepalanya akan hancur menjadi ribuan keping.”
“Walaupun Yang Mulia mengatakan bahwa Sang Tathagata selalu mendapat makanan sewaktu mengumpulkan dana makanan tetapi ketika memasuki desa Pañcasala Beliau tidak menerima apa-apa karena adanya gangguan Mara. Apakah kekuatan Mara lebih besar daripada kekuatan Sang Buddha, ataukah kekuatan perbuatan tercela lebih kuat daripada kekuatan perbuatan bajik?”
“Baginda, walaupun apa yang baginda katakan itu benar adanya, tetapi itu belum cukup kuat untuk menegaskan pernyataan baginda. Misalnya saja ada seorang penjaga gerbang di suatu istana kerajaan. Dia mungkin mencegah orang agar tidak membawakan hadiah untuk raja karena iri hati, tetapi toh sang raja tidak akan menjadi kalah berkuasa dibandingkan dengan penjaga gerbang itu. Ada empat cara untuk menghalangi suatu pemberian:
Menghalangi pemberian yang belum dimaksudkan untuk orang tertentu;
Menghalangi pemberian yang sudah disisihkan untuk orang tertentu;
Menghalangi pemberian yang sudah disiapkan untuk seseorang, dan
Menghalangi rasa gembira yang timbul karena memberi seseorang.
Dalam hal yang baginda sebutkan, pemberian itu bukanlah dimaksudkan khusus untuk Sang Buddha, karena bila memang sudah ditujukan khusus, tak ada seorang pun yang dapat menghalanginya.”
“O baginda, sehubungan dengan Sang Tathagata, tak seorang pun mampu menghalangi empat hal ini:
pemberian makanan yang sudah dimaksudkan untuk Beliau;
sinar aura yang mengelilingi Beliau sejauh sedepa;
kemahatahuan Beliau; dan
kehidupan Beliau.
Hal-hal itu terbebas dari cacat, tidak dapat diserang makhluk lain dan tidak dapat diganggu. Ketika Mara menguasai para perumahtangga di desa Pañcasala, hal itu bagaikan perampok-perampok yang mengepung jalan besar sambil bersembunyi di tempat-tempat yang tidak dapat dicapai. Tetapi jika raja melihat mereka, menurut baginda apakah mereka akan selamat?”
“Tidak, Yang Mulia. Raja mungkin menyuruh agar mereka dicincang hancur.”
“Begitu pula, O baginda, jika Mara menciptakan penghalang bagi makanan yang telah dikhususkan untuk Sang Buddha, kepalanya akan hancur menjadi ribuan keping.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com