Sang Buddha Tidak Mempunyai Sifat Ingin Memiliki
Bhikkhusaṃghapariharaṇapañha (Mil 5.2 7)
17. Sang Buddha Tidak Mempunyai Sifat Ingin Memiliki
“Sang Buddha mengatakan, ‘Sang Tathagata tidak berpikir bahwa Beliau seharusnya memimpin Sangha atau bahwa Sangha bergantung kepada Beliau.’ Tetapi mengenai Buddha Metteyya Beliau mengatakan, ‘Dia akan menjadi pemimpin suatu Sangha yang terdiri dari beberapa ribu seperti halnya Aku sekarang pemimpin Sangha beberapa ratus’.”
“Oh, baginda, suatu pengertian kadang-kadang sudah tercakup di satu bagian, sedangkan di bagian yang lain tidak. Bukan Sang Tathagata yang mencari pengikut, tetapi para pengikutlah yang mencari Beliau. ‘Ini adalah milikku’ hanya merupakan pendapat umum, bukan kebenaran tertinggi. Kecintaan adalah bentuk pikiran yang sudah disingkirkan oleh Sang Tathagata. Beliau telah menyingkirkan sifat memiliki, Beliau telah terbebas dari pandangan salah tentang ‘Ini adalah milikku’. Beliau hidup hanya untuk membantu orang lain. Seperti halnya awan besar yang membawa hujan, O baginda; ia mencurahkan hujan dan memberikan makanan kepada rumput dan pohon, kepada ternak dan manusia, dan semua makhluk hidup bergantung kepadanya. Tetapi awan itu tidak mempunyai perasaan rindu akan ide ‘Ini adalah milikku’. Begitu juga Sang Tathagata mengajarkan kepada semua makhluk mengenai sifat-sifat bajik dan mempertahankan mereka di dalam kebajikan, dan semua makhluk bergantung kepada Beliau, tetapi Beliau tidak mempunyai konsep kepemilikan karena Beliau telah meninggalkan semua pandangan salah mengenai diri.”
“Sang Buddha mengatakan, ‘Sang Tathagata tidak berpikir bahwa Beliau seharusnya memimpin Sangha atau bahwa Sangha bergantung kepada Beliau.’ Tetapi mengenai Buddha Metteyya Beliau mengatakan, ‘Dia akan menjadi pemimpin suatu Sangha yang terdiri dari beberapa ribu seperti halnya Aku sekarang pemimpin Sangha beberapa ratus’.”
“Oh, baginda, suatu pengertian kadang-kadang sudah tercakup di satu bagian, sedangkan di bagian yang lain tidak. Bukan Sang Tathagata yang mencari pengikut, tetapi para pengikutlah yang mencari Beliau. ‘Ini adalah milikku’ hanya merupakan pendapat umum, bukan kebenaran tertinggi. Kecintaan adalah bentuk pikiran yang sudah disingkirkan oleh Sang Tathagata. Beliau telah menyingkirkan sifat memiliki, Beliau telah terbebas dari pandangan salah tentang ‘Ini adalah milikku’. Beliau hidup hanya untuk membantu orang lain. Seperti halnya awan besar yang membawa hujan, O baginda; ia mencurahkan hujan dan memberikan makanan kepada rumput dan pohon, kepada ternak dan manusia, dan semua makhluk hidup bergantung kepadanya. Tetapi awan itu tidak mempunyai perasaan rindu akan ide ‘Ini adalah milikku’. Begitu juga Sang Tathagata mengajarkan kepada semua makhluk mengenai sifat-sifat bajik dan mempertahankan mereka di dalam kebajikan, dan semua makhluk bergantung kepada Beliau, tetapi Beliau tidak mempunyai konsep kepemilikan karena Beliau telah meninggalkan semua pandangan salah mengenai diri.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com