Sariputta | Suttapitaka | Cinta Kasih Sang Buddha Sariputta

Cinta Kasih Sang Buddha

Sabba­satta­hita­phara­ṇa­pañha (Mil 5.3 2)

20. Cinta Kasih Sang Buddha

“Anda mengatakan bahwa Sang Tathagata melindungi makhluk hidup dari bahaya dan memberkati mereka dengan kebaikan. Akan tetapi ketika Sang Buddha sedang membabarkan Dhamma kepada para bhikkhu tentang perumpamaan api besar yang menyala-nyala, darah panas tersembur dari mulut enam puluh bhikkhu. Dengan pembabaran khotbah itu mereka menjadi celaka dan tidak baik. Jadi pernyataan Anda itu salah.”

“Apa yang terjadi pada diri mereka itu disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri.”

“Tetapi, Nagasena, seandainya saja Sang Tathagata tidak membabarkan khotbah tersebut, apakah mereka akan muntah darah panas?”

“Tidak. Pada saat mereka menerima secara salah apa yang dibabarkan, maka api menyala di dalam diri mereka.”

“Kalau begitu, berarti Sang Tathagata-lah yang menjadi penyebab utama yang menghancurkan mereka. Andaikan ada seekor ular yang masuk ke dalam sarang semut, dan ada orang yang memerlukan tanah datang untuk mengambil tanah. Lalu sebagai akibatnya ular itu mati karena terpendam dan tidak dapat bernafas, tidakkah hal itu berarti bahwa sang ular mati karena ulah orang tersebut?”

“Ya, baginda. Tetapi ketika Sang Tathagata membabarkan suatu khotbah, Beliau tidak melakukannya dengan kebencian. Beliau membabarkan dengan keadaan yang sama sekali terbebas dari kedengkian. Mereka yang berlatih dengan benar akan mencapai penerangan, tetapi mereka yang mempraktekkannya dengan salah akan jatuh. Seperti halnya, O baginda, ketika sebatang pohon mangga digoncang, maka buah yang tangkainya kuat akan tetap bertahan tak terganggu, sedangkan yang tangkainya busuk akan jatuh ke tanah.”

“Kalau begitu, tidakkah para bhikkhu tersebut jatuh karena khotbah tersebut?”

“Dapatkah seorang tukang kayu yang hanya membiarkan kayu tergeletak saja tanpa melakukan apa pun mengharapkan kayu tersebut menjadi lurus dan dapat bermanfaat?”

“Tidak, Yang Mulia.”

“Demikian juga, O baginda, dengan hanya mengamati para murid-Nya saja Sang Tathagata tidak dapat membuka mata mereka yang sudah siap untuk melihat. Tetapi dengan menyingkirkan mereka yang salah menangkap Ajaran maka Beliau menyelamatkan mereka yang sudah siap untuk diselamatkan. Dan karena kesalahan diri sendirilah maka mereka yang berpikiran jahat jatuh.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com