Rasa Hormat Pada Jubah
Chaddantajotipālārabbhapañha (Mil 5.5 6)
46. Rasa Hormat Pada Jubah
“Bahkan ketika Sang Bodhisatta terlahir sebagai seekor gajah, Beliau mempunyai rasa hormat pada jubah kuning. Tetapi Anda mengatakan bahwa ketika Beliau terlahir sebagai seorang brahmana muda yang bernama Jotipala, meskipun terlahir sebagai manusia dengan tanda-tanda khusus, dia mencerca dan mencaci maki Buddha Kassapa, menyebut Beliau bhikkhu gundul yang tidak berguna. Bagaimana kedua pernyataan ini dapat benar adanya?”
“O baginda, kekasaran Sang Bodhisatta ketika menjadi brahmana muda Jotipala itu disebabkan oleh karena kelahiran dan pendidikan beliau. Semua keluarga beliau bukan orang yang memiliki keyakinan pada Dhamma, dan mereka memuja Brahma. Mereka berpikir bahwa kaum Brahmana adalah manusia yang paling tinggi. Seperti halnya, O baginda, air yang sangat dingin pun akan menjadi hangat bila kena api, demikian juga Jotipala. Meskipun penuh dengan nilai-nilai luhur, tetapi karena dilahirkan di dalam keluarga yang tidak percaya beliau seakan-akan buta dan mencerca Sang Tathagata. Walaupun demikian, ketika pergi menghadap Sang Buddha Kassapa, Jotipala menyadari nilai-nilai luhurnya dan menjadi siswa yang setia.”
“Bahkan ketika Sang Bodhisatta terlahir sebagai seekor gajah, Beliau mempunyai rasa hormat pada jubah kuning. Tetapi Anda mengatakan bahwa ketika Beliau terlahir sebagai seorang brahmana muda yang bernama Jotipala, meskipun terlahir sebagai manusia dengan tanda-tanda khusus, dia mencerca dan mencaci maki Buddha Kassapa, menyebut Beliau bhikkhu gundul yang tidak berguna. Bagaimana kedua pernyataan ini dapat benar adanya?”
“O baginda, kekasaran Sang Bodhisatta ketika menjadi brahmana muda Jotipala itu disebabkan oleh karena kelahiran dan pendidikan beliau. Semua keluarga beliau bukan orang yang memiliki keyakinan pada Dhamma, dan mereka memuja Brahma. Mereka berpikir bahwa kaum Brahmana adalah manusia yang paling tinggi. Seperti halnya, O baginda, air yang sangat dingin pun akan menjadi hangat bila kena api, demikian juga Jotipala. Meskipun penuh dengan nilai-nilai luhur, tetapi karena dilahirkan di dalam keluarga yang tidak percaya beliau seakan-akan buta dan mencerca Sang Tathagata. Walaupun demikian, ketika pergi menghadap Sang Buddha Kassapa, Jotipala menyadari nilai-nilai luhurnya dan menjadi siswa yang setia.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com