Raja atau Brahmana?
Brāhmaṇarājavādapañha (Mil 5.5 8)
48. Raja atau Brahmana?
“Sang Buddha berkata, ‘Para bhikkhu, aku adalah seorang brahmana, tempat orang minta pertolongan.’ Tetapi pada kesempatan lain Beliau berkata, ‘Sela, aku adalah seorang raja.’Nagasena, jika Sang Buddha adalah seorang raja, maka Beliau pasti berbohong ketika mengatakan bahwa diri-Nya adalah seorang brahmana. Kalau bukan seorang Khattiya (prajurit), Beliau pasti brahmana. Tidak mungkin Beliau termasuk di dalam dua golongan kasta.”
“Bukan karena kelahiran-Nya maka Beliau menyebut diri-Nya sebagai brahmana, tetapi karena Beliau telah terbebas dari kegelapan batin, dan telah mencapai kepastian pengetahuan, dan karena Beliau-lah yang menjaga tradisi kuno dalam hal mengajar dan belajar di luar kepala, dalam hal pengendalian diri, dan dalam hal disiplin. Dan sebagaimana seorang raja mengatur rakyatnya dengan hukum, Sang Buddha mengatur para siswa-Nya dengan mengajarkan Dhamma, membawa sukacita bagi mereka yang hidup dengan benar, serta mencela mereka yang melanggar hukum yang mulia itu. Dan sebagaimana seorang raja yang memerintah dengan adil akan bertahan lama, demikian juga Sang Buddha dengan sifat-sifat kebajikan-Nya yang khusus membuat ajaran-Nya bertahan lama.”
“Sang Buddha berkata, ‘Para bhikkhu, aku adalah seorang brahmana, tempat orang minta pertolongan.’ Tetapi pada kesempatan lain Beliau berkata, ‘Sela, aku adalah seorang raja.’Nagasena, jika Sang Buddha adalah seorang raja, maka Beliau pasti berbohong ketika mengatakan bahwa diri-Nya adalah seorang brahmana. Kalau bukan seorang Khattiya (prajurit), Beliau pasti brahmana. Tidak mungkin Beliau termasuk di dalam dua golongan kasta.”
“Bukan karena kelahiran-Nya maka Beliau menyebut diri-Nya sebagai brahmana, tetapi karena Beliau telah terbebas dari kegelapan batin, dan telah mencapai kepastian pengetahuan, dan karena Beliau-lah yang menjaga tradisi kuno dalam hal mengajar dan belajar di luar kepala, dalam hal pengendalian diri, dan dalam hal disiplin. Dan sebagaimana seorang raja mengatur rakyatnya dengan hukum, Sang Buddha mengatur para siswa-Nya dengan mengajarkan Dhamma, membawa sukacita bagi mereka yang hidup dengan benar, serta mencela mereka yang melanggar hukum yang mulia itu. Dan sebagaimana seorang raja yang memerintah dengan adil akan bertahan lama, demikian juga Sang Buddha dengan sifat-sifat kebajikan-Nya yang khusus membuat ajaran-Nya bertahan lama.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com