Penguasaan Para Arahat
Arahantavedanāvediyanapañha (Mil 6.1 6)
57. Penguasaan Para Arahat
“Anda mengatakan bahwa Arahat hanya mempunyai satu jenis perasaan, yaitu perasaan jasmani, bukan perasaan mental. Tetapi bagaimana hal ini bisa terjadi? Arahat tetap hidup dengan menggunakan tubuhnya. Apakah itu berarti bahwa dia tidak lagi punya kekuasaan atas tubuhnya? Bahkan burung pun merupakan penguasa sarang yang dipakainya sebagai tempat tinggal.”
“O baginda, ada sepuluh kondisi di dalam tubuh yang berada di luar kekuasaan Arahat, yaitu rasa dingin, rasa panas, rasa lapar, rasa haus, buang air besar, kencing, kelelahan, usia tua, sakit dan mati. Seperti halnya semua makhluk yang hidup di dunia ini bergantung padanya tetapi tidak mempunyai kekuasaan terhadapnya, demikian juga Arahat bergantung pada tubuhnya tetapi tidak mempunyai kekuasaan terhadapnya.”
“Mengapa, Nagasena, orang biasa merasakan perasaan jasmani dan juga perasaan mental?”
“Karena keadaan pikirannya tidak terlatih. Seperti halnya seekor sapi lapar yang diikat dengan tali rumput yang rapuh akan dengan mudah memutus tali itu dan lepas, demikian juga pikiran orang biasa akan menjadi resah karena rasa sakit, sehingga dia merasakan rasa sakit mental juga. Tetapi pikiran seorang Arahat telah terlatih dengan baik. Maka ketika tubuhnya terserang rasa sakit, dengan teguh dia memusatkan pikirannya pada pengertian ketidak-kekalan. Pikirannya tidak terganggu dan dia tidak merasakan sakit mental, sama seperti batang pohon yang besar tidak akan tergerak oleh angin meskipun cabang-cabangnya mungkin berayun.”
“Anda mengatakan bahwa Arahat hanya mempunyai satu jenis perasaan, yaitu perasaan jasmani, bukan perasaan mental. Tetapi bagaimana hal ini bisa terjadi? Arahat tetap hidup dengan menggunakan tubuhnya. Apakah itu berarti bahwa dia tidak lagi punya kekuasaan atas tubuhnya? Bahkan burung pun merupakan penguasa sarang yang dipakainya sebagai tempat tinggal.”
“O baginda, ada sepuluh kondisi di dalam tubuh yang berada di luar kekuasaan Arahat, yaitu rasa dingin, rasa panas, rasa lapar, rasa haus, buang air besar, kencing, kelelahan, usia tua, sakit dan mati. Seperti halnya semua makhluk yang hidup di dunia ini bergantung padanya tetapi tidak mempunyai kekuasaan terhadapnya, demikian juga Arahat bergantung pada tubuhnya tetapi tidak mempunyai kekuasaan terhadapnya.”
“Mengapa, Nagasena, orang biasa merasakan perasaan jasmani dan juga perasaan mental?”
“Karena keadaan pikirannya tidak terlatih. Seperti halnya seekor sapi lapar yang diikat dengan tali rumput yang rapuh akan dengan mudah memutus tali itu dan lepas, demikian juga pikiran orang biasa akan menjadi resah karena rasa sakit, sehingga dia merasakan rasa sakit mental juga. Tetapi pikiran seorang Arahat telah terlatih dengan baik. Maka ketika tubuhnya terserang rasa sakit, dengan teguh dia memusatkan pikirannya pada pengertian ketidak-kekalan. Pikirannya tidak terganggu dan dia tidak merasakan sakit mental, sama seperti batang pohon yang besar tidak akan tergerak oleh angin meskipun cabang-cabangnya mungkin berayun.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com