Kejahatan Berat
Abhisamayantarāyakarapañha (Mil 6.1 7)
58. Kejahatan Berat
“Jika seorang awam telah melakukan kejahatan berat sebelum dia memasuki Sangha tetapi tidak menyadarinya, apakah dia akan dapat mencapai tingkat kesucian Pemenang-Arus?”
“Tidak, tidak dapat. Ini disebabkan karena landasan untuk pemahaman Dhamma di dalam dirinya telah hancur.”
“Tetapi Anda mengatakan bahwa bila orang menyadari dirinya telah melakukan pelanggaran, akan datang penyesalan yang menyebabkan adanya suatu penghalang di dalam pikirannya. Akibatnya, dia tidak akan dapat memahami kebenaran. Tetapi bila orang tidak menyadari dirinya telah melakukan pelanggaran, maka tidak akan ada penyesalan, dan dia akan merasakan kedamaian di dalam pikirannya.”
“Jika, O baginda, ada orang yang telah minum racun tetapi dia tidak menyadarinya, apakah dia masih tetap akan mati?”
“Ya, Yang Mulia.”
“Demikian juga, O baginda, meskipun seseorang tidak sadar akan pelanggarannya, dia tetap tidak akan dapat memahami kebenaran.”
“Nagasena, itu pastilah kata-kata dari Sang Penakluk. Mencari-cari kesalahan di dalam kata-kata itu akan sia-sia belaka. Kebenaran itu pasti seperti yang Anda katakan; dan aku menerimanya demikian.”
“Jika seorang awam telah melakukan kejahatan berat sebelum dia memasuki Sangha tetapi tidak menyadarinya, apakah dia akan dapat mencapai tingkat kesucian Pemenang-Arus?”
“Tidak, tidak dapat. Ini disebabkan karena landasan untuk pemahaman Dhamma di dalam dirinya telah hancur.”
“Tetapi Anda mengatakan bahwa bila orang menyadari dirinya telah melakukan pelanggaran, akan datang penyesalan yang menyebabkan adanya suatu penghalang di dalam pikirannya. Akibatnya, dia tidak akan dapat memahami kebenaran. Tetapi bila orang tidak menyadari dirinya telah melakukan pelanggaran, maka tidak akan ada penyesalan, dan dia akan merasakan kedamaian di dalam pikirannya.”
“Jika, O baginda, ada orang yang telah minum racun tetapi dia tidak menyadarinya, apakah dia masih tetap akan mati?”
“Ya, Yang Mulia.”
“Demikian juga, O baginda, meskipun seseorang tidak sadar akan pelanggarannya, dia tetap tidak akan dapat memahami kebenaran.”
“Nagasena, itu pastilah kata-kata dari Sang Penakluk. Mencari-cari kesalahan di dalam kata-kata itu akan sia-sia belaka. Kebenaran itu pasti seperti yang Anda katakan; dan aku menerimanya demikian.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com