Tanpa Rintangan
Nippapañcapañha (Mil 6.2 1)
61. Tanpa Rintangan
“Sang Buddha berkata, ‘Hiduplah sepenuh hati untuk sesuatu yang tanpa rintangan, dan bergembiralah di dalamnya.’ Apakah yang tanpa rintangan itu?”
“Empat buah dari Sang Jalan dan nibbana adalah yang tanpa rintangan.”
“Tetapi jika demikian, Nagasena, mengapa para bhikkhu merepotkan diri dengan mempelajari ajaran Sang Buddha, dengan membangun apa yang harus diperbaiki dan dengan persembahan pada Sangha?”
“Para bhikkhu yang melakukan hal-hal itu perlu membebaskan pikiran mereka dari rintangan-rintangan sebelum mereka dapat mencapai keempat buah itu. Akan tetapi mereka yang pada dasarnya sudah murni, sebenarnya telah melakukan pekerjaan persiapan itu di dalam kehidupan-kehidupan mereka sebelumnya. Maka dengan mudah mereka dapat mencapai buah-buah itu tanpa persiapan. Seperti halnya seorang petani di beberapa daerah berhasil menanam tanpa harus membangun pagar, sementara di tempat lain dia harus terlebih dahulu membangun pagar atau tembok sebelum dapat menanam; atau seperti orang yang mempunyai kekuatan supra-normal dapat dengan mudahnya memetik buah yang ada di puncak pohon yang tinggi, sementara orang lain harus terlebih dahulu membuat tangga. Demikian juga, belajar, bertanya, serta pekerjaan-pekerjaan lainnya itu seperti tangga yang membantu para bhikkhu mencapai buah dari empat pencapaian tersebut. Selama masih dibutuhkan proses belajar dari guru, bahkan bhikkhu seperti Yang Mulia Sariputta pun tidak mampu mencapai tingkat Arahat tanpa bantuan guru, maka pembacaan kitab suci tetap ada gunanya. Dan dengan demikian para siswa akan terbebas dari rintangan dan akan mencapai tingkat Arahat.”
“Sang Buddha berkata, ‘Hiduplah sepenuh hati untuk sesuatu yang tanpa rintangan, dan bergembiralah di dalamnya.’ Apakah yang tanpa rintangan itu?”
“Empat buah dari Sang Jalan dan nibbana adalah yang tanpa rintangan.”
“Tetapi jika demikian, Nagasena, mengapa para bhikkhu merepotkan diri dengan mempelajari ajaran Sang Buddha, dengan membangun apa yang harus diperbaiki dan dengan persembahan pada Sangha?”
“Para bhikkhu yang melakukan hal-hal itu perlu membebaskan pikiran mereka dari rintangan-rintangan sebelum mereka dapat mencapai keempat buah itu. Akan tetapi mereka yang pada dasarnya sudah murni, sebenarnya telah melakukan pekerjaan persiapan itu di dalam kehidupan-kehidupan mereka sebelumnya. Maka dengan mudah mereka dapat mencapai buah-buah itu tanpa persiapan. Seperti halnya seorang petani di beberapa daerah berhasil menanam tanpa harus membangun pagar, sementara di tempat lain dia harus terlebih dahulu membangun pagar atau tembok sebelum dapat menanam; atau seperti orang yang mempunyai kekuatan supra-normal dapat dengan mudahnya memetik buah yang ada di puncak pohon yang tinggi, sementara orang lain harus terlebih dahulu membuat tangga. Demikian juga, belajar, bertanya, serta pekerjaan-pekerjaan lainnya itu seperti tangga yang membantu para bhikkhu mencapai buah dari empat pencapaian tersebut. Selama masih dibutuhkan proses belajar dari guru, bahkan bhikkhu seperti Yang Mulia Sariputta pun tidak mampu mencapai tingkat Arahat tanpa bantuan guru, maka pembacaan kitab suci tetap ada gunanya. Dan dengan demikian para siswa akan terbebas dari rintangan dan akan mencapai tingkat Arahat.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com