Sariputta | Suttapitaka | Perahu Sariputta

Perahu

Nāvaṅgapañha (Mil 7.3 5)

“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan tiga sifat perahu harus diterapkan, yang manakah itu?”

“Seperti, Baginda, karena kombinasi beragam jenis kayu yang membentuknya, perahu dapat membawa banyak orang menyeberang; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu, karena kombinasi beragam sila, nilai luhur, berbagai latihan dan banyak jenis kondisi batin yang membentuknya, harus menyeberangi dunia manusia dan para dewa. Inilah, Baginda, sifat pertama perahu yang harus diterapkan.

Lagi, Baginda, sebuah perahu menahan berbagai jenis ombak menggelegar dan kekuatan pusaran air yang sangat besar; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus menahan kekuatan gelombang berbagai jenis kekotoran batin, keuntungan, kehormatan, kemasyhuran, ketenaran, pemujaan, salam, celaan dan pujian dari keluarga lain; dan kekuatan gelombang dari berbagai cacat dalam kebahagiaan dan penderitaan, rasa hormat dan penghinaan (yang dia alami). Inilah, Baginda, sifat kedua perahu yang harus diterapkan.

Dan lagi, Baginda, perahu mengarungi samudra besar dan agung yang tidak terukur, tidak berujung, tanpa pantai yang lebih jauh, tak gentar dan dalam, bersuara besar dan agung dan diusik oleh gerombolan ikan dan monster laut; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus membuat pikirannya bergerak dalam penembusan dan pemahaman empat Kebenaran dengan tiga bagian dan dua belas cara. Inilah, Baginda, sifat ketiga perahu yang harus diterapkan.

Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa dalam Saṁyutta Nikāya pada Sacca-saṁyutta,

‘Ketika kalian, para Bhikkhu, sedang berpikir kalian seharusnya berpikir:

Ini penderitaan. Kalian seharusnya berpikir:
Ini asal mula penderitaan. Kalian seharusnya berpikir:
Ini lenyapnya penderitaan. Kalian seharusnya berpikir:
Ini jalan menuju lenyapnya penderitaan.’”


Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com