Sariputta | Suttapitaka | Jangkar Sariputta

Jangkar

Nāvālagga­na­kaṅga­pañha (Mil 7.3 6)

“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan dua sifat jangkar harus diterapkan, yang manakah itu?”

“Seperti, Baginda, jangkar menahan kapal dan menjaganya tetap pada posisinya dalam bentangan air yang tidak tenang dan diusik oleh kekacauan berbagai gelombang dan tidak membiarkannya terombang-ambing; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus mempertahankan pikirannya dalam pertempuran besar dengan pemikiran-pemikiran dalam kekacauan gelombang hawa nafsu, kebencian dan kegelapan batin, dan tidak membiarkannya terombang-ambing. Inilah, Baginda, sifat pertama jangkar yang harus diterapkan.

Dan lagi, Baginda, jangkar perahu tidak mengapung; dia tenggelam di dalam air bahkan sedalam seratus hasta, menahan kapal dan menjaganya tetap pada posisinya; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu tidak boleh hanyut dalam keuntungan, kemasyhuran, kehormatan, rasa hormat, salam, pemujaan dan penghargaan (yang diberikan kepadanya) bahkan jika dia sedang berada di puncak keuntungan, puncak kemasyhuran, tetapi dia harus tetap menjaga pikirannya selama tubuh jasmaninya bergerak. Inilah, Baginda, sifat kedua jangkar yang harus diterapkan.

Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Bhikkhu Sāriputta, siswa utama Sang Buddha:

‘Seperti jangkar yang tidak mengapung di laut, tetapi tenggelam
Begitu juga kamu tidak boleh hanyut dalam keuntungan dan kemasyhuran, tetapi berdiam diri.'

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com