Tiang Kapal
Kūpaṅgapañha (Mil 7.3 7)
“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan satu sifat tiang kapal harus diterapkan, yang manakah itu?”
“Seperti, Baginda, tiang kapal memuat tambang, penjepit dan layar; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus memiliki kewaspadaan dan kesadaran yang jernih; apakah dia sedang berangkat atau kembali (dari pindapata), melihat ke depan atau sekeliling, merentangkan atau menekuk (lengannya), membawa jubah luar, patta dan jubahnya, makan, minum, mengunyah, mencicipi, memenuhi panggilan alam, berjalan, berdiri, duduk, tidur, bangun, berbicara atau diam, dia harus bertindak dengan penuh kesadaran. Inilah, Baginda, satu sifat
tiang kapal yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa,
‘Para Bhikkhu, seorang bhikkhu harus tetap waspada dan penuh kesadaran—
ini instruksi Kami kepada kalian.’
“Seperti, Baginda, tiang kapal memuat tambang, penjepit dan layar; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus memiliki kewaspadaan dan kesadaran yang jernih; apakah dia sedang berangkat atau kembali (dari pindapata), melihat ke depan atau sekeliling, merentangkan atau menekuk (lengannya), membawa jubah luar, patta dan jubahnya, makan, minum, mengunyah, mencicipi, memenuhi panggilan alam, berjalan, berdiri, duduk, tidur, bangun, berbicara atau diam, dia harus bertindak dengan penuh kesadaran. Inilah, Baginda, satu sifat
tiang kapal yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa,
‘Para Bhikkhu, seorang bhikkhu harus tetap waspada dan penuh kesadaran—
ini instruksi Kami kepada kalian.’
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com