Ahli Navigasi
Niyāmakaṅgapañha (Mil 7.3 8)
“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan tiga sifat ahli navigasi harus diterapkan, yang manakah itu?”
“Seperti, Baginda, seorang ahli navigasi, siang dan malam, selalu dan terus-menerus, dengan rajin dan kuat menjalankan kapal; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu, ketika mengawasi dan mengendalikan pikirannya, siang dan malam, selalu dan terus-menerus, dengan rajin dan perhatian benar, harus mengendalikan pikirannya. Inilah, Baginda, sifat pertama ahli navigasi yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa, dalam Dhammapada:
‘Jadilah mereka yang bersukacita dalam ketekunan, menjaga pikiran kalian sendiri,
Masing-masing menarik diri keluar dari jalan yang salah seperti gajah yang terjebak dalam lumpur.’
Lagi, Baginda, apa pun yang ada di dalam samudra, apakah menyenangkan atau mengerikan, semua diketahui oleh ahli navigasi; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus membedakan antara kebajikan dan kejahatan, antara tercela dan terpuji,antara rendah dan istimewa, antara gelap dan terang dan bercampur rata. Inilah, Baginda, sifat kedua ahli
navigasi yang harus diterapkan.
Dan lagi, Baginda, ahli navigasi menaruh segel pada mesin, berkata, ‘Tidak ada yang boleh menyentuh mesin’; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus menaruh segel pada pengendalian pikirannya, berpikir, ‘Jangan memiliki pikiran tidak bajik.’ Inilah, Baginda, sifat ketiga ahli navigasi yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa, dalam Saṁyutta Nikāya,
‘Janganlah, para Bhikkhu, memiliki pikiran tidak bajik, yaitu pikiran tentang kesenangan indriawi, pikiran tentang kedengkian, pikiran untuk menyakiti.’
“Seperti, Baginda, seorang ahli navigasi, siang dan malam, selalu dan terus-menerus, dengan rajin dan kuat menjalankan kapal; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu, ketika mengawasi dan mengendalikan pikirannya, siang dan malam, selalu dan terus-menerus, dengan rajin dan perhatian benar, harus mengendalikan pikirannya. Inilah, Baginda, sifat pertama ahli navigasi yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa, dalam Dhammapada:
‘Jadilah mereka yang bersukacita dalam ketekunan, menjaga pikiran kalian sendiri,
Masing-masing menarik diri keluar dari jalan yang salah seperti gajah yang terjebak dalam lumpur.’
Lagi, Baginda, apa pun yang ada di dalam samudra, apakah menyenangkan atau mengerikan, semua diketahui oleh ahli navigasi; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus membedakan antara kebajikan dan kejahatan, antara tercela dan terpuji,antara rendah dan istimewa, antara gelap dan terang dan bercampur rata. Inilah, Baginda, sifat kedua ahli
navigasi yang harus diterapkan.
Dan lagi, Baginda, ahli navigasi menaruh segel pada mesin, berkata, ‘Tidak ada yang boleh menyentuh mesin’; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus menaruh segel pada pengendalian pikirannya, berpikir, ‘Jangan memiliki pikiran tidak bajik.’ Inilah, Baginda, sifat ketiga ahli navigasi yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa, dalam Saṁyutta Nikāya,
‘Janganlah, para Bhikkhu, memiliki pikiran tidak bajik, yaitu pikiran tentang kesenangan indriawi, pikiran tentang kedengkian, pikiran untuk menyakiti.’
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com