Sariputta | Suttapitaka | Samudra Sariputta

Samudra

Samud­daṅ­gapañha (Mil 7.3 10)

“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan lima sifat samudra harus diterapkan, yang manakah itu?”

“Seperti, Baginda, samudra yang tidak menerima keberadaan jenazah, mayat; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu tidak boleh menerima noda hawa nafsu, kebencian, kegelapan batin,
keangkuhan, pandangan salah, kemunafikan, kedengkian, kecemburuan, kekikiran, tipu muslihat, pengkhianatan, ketidakjujuran, ketidakseimbangan dan cara hidup salah atau kekotoran batin. Inilah, Baginda, sifat pertama samudra yang harus diterapkan.

Lagi, Baginda, samudra, meskipun memiliki harta mutiara, permata, lapis lazuli, induk mutiara, kuarsa, koral, permata kristal dan berbagai jenis permata, namun menyelubungi mereka dan tidak menyebarkan mereka di luar (dirinya); begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu, setelah tiba di Jalan, buah, meditasi, pembebasan, konsentrasi dan pencapaian, pandangan terang, pengetahuan istimewa, berbagai jenis permata bermutu tinggi, harus menutupi mereka dan tidak membiarkan mereka keluar (dari dirinya). Inilah, Baginda, sifat kedua samudra yang
harus diterapkan.

Lagi, Baginda, samudra bergaul dengan makhluk-makhluk besar dan agung; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus berdiam dekat penempuh kehidupan suci, seorang teman menyenangkan yang sedikit keinginannya, puas, pembabar kehidupan kebhikkhuan, hidup dalam kepatuhan, memiliki kebiasaan baik, sederhana, berperilaku baik, terhormat, patut dihargai, pembicara, lemah lembut, orang yang mencela (pelanggaran), mengecam kejahatan, seorang penasihat, pelatih, pembimbing, orang yang menceriakan, membangkitkan, mendorong dan membahagiakan (penempuh kehidupan suci). Inilah, Baginda, sifat ketiga samudra yang harus diterapkan.

Lagi, Baginda, samudra, meskipun penuh air segar dari seratus ribu sungai yang dimulai dengan Gangga, Jumnā, Aciravatī, Sarabhū dan Mahī, dan meskipun diisi curahan air dari langit, namun tidak membanjiri pinggirannya; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu tidak boleh, meskipun demi hidupnya, dengan sadar melanggar peraturan latihan karena keuntungan, kehormatan, kemasyhuran, salam, rasa hormat, dan pemujaan (yang diberikan kepadanya). Inilah, Baginda, sifat keempat samudra yang harus diterapkan.

Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa,

‘Dan seperti, Baginda, samudra yang stabil dan tidak membanjiri pinggirannya, begitu juga, Baginda, para siswa-Ku tidak melanggar peraturan latihan yang Saya tetapkan, bahkan
meskipun demi hidup mereka.’

Dan lagi, Baginda, samudra tidak kepenuhan dengan semua sungai: Gangga, Jumnā, Aciravatī, Sarabhū dan Mahī (yang mengalir ke dalamnya), dengan curahan air dari langit; begitu
juga, Baginda, yogi, bhikkhu tidak boleh merasa cukup dengan pembacaan (Pātimokkha), interogasi, tindakan mendengar, tindakan mengingat, penyelidikan Abhidhamma dan Vinaya, Sutta yang dalam, ketetapan (kata majemuk), penempatan kata, hubungan kata, pembagian kata, tindakan mendengar sembilan bagian ajaran Sang Penakluk yang istimewa. Inilah, Baginda, sifat kelima samudra yang harus diterapkan.

Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa, dalam Sutasoma-jātaka:

‘Seperti api yang membakar rumput dan kayu
Tidak pernah cukup, begitu juga samudra terhadap sungai,
Begitu juga orang-orang bijaksana, oh Maharaja,
Tidak pernah merasa cukup mendengar kebenaran.’

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com