Sariputta | Suttapitaka | Bumi Sariputta

Bumi

Patha­vī­aṅga­pañha (Mil 7.4 1)

“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan lima sifat bumi harus diterapkan, yang manakah itu?”

“Seperti, Baginda, bumi berdiam diri meskipun seseorang menyebarkan benda-benda yang disukai maupun tidak disukai di atasnya: kapur barus, gaharu, kemenyan, melati, kunyit dan sebagainya; atau empedu, dahak, nanah, darah, keringat, lemak, ludah, lendir, minyak sendi, air seni, kotoran dan sebagainya; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus seperti itu dalam semua kondisi baik yang disukai atau tidak disukai, keuntungan atau kerugian, kemasyhuran atau nama buruk, celaan atau pujian, kesenangan atau penderitaan. Inilah, Baginda, sifat pertama bumi yang harus diterapkan.

Lagi, Baginda, bumi, tanpa riasan dan dandanan, dipenuhi dengan wewangiannya sendiri; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus tanpa dandanan dan dipenuhi wewangian dari
silanya sendiri. Inilah, Baginda, sifat kedua bumi yang harus diterapkan.

Lagi, Baginda, bumi padat, padu, tidak berongga, tebal, rimbun dan luas; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus mengembangkan sila yang padat, tanpa kesalahan, padu, tidak kosong, tebal, rimbun dan luas. Inilah, Baginda, sifat ketiga bumi yang harus diterapkan.

Lagi, Baginda, bumi tidak mengenal lelah meskipun menopang begitu banyak desa, kota pasar, kota besar, negara, pohon, gunung, sungai, kolam, danau, binatang liar, burung, manusia dan kelompok pria dan wanita; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus tanpa mengenal lelah dalam menasihati, melatih, memberitahu, menceriakan, membangkitkan,
mendorong dan membahagiakan (penempuh kehidupan suci) dan mengajarkan Dhamma. Inilah, Baginda, sifat keempat bumi yang harus diterapkan.

Dan lagi, Baginda, bumi bebas dari ketertarikan dan penolakan; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus berdiam dengan pikiran yang, seperti bumi, bebas dari ketertarikan dan
penolakan. Inilah, Baginda, sifat kelima bumi yang harus diterapkan.

Ini, Baginda, diucapkan oleh umat awam wanita Cūḷasubhaddā ketika dia sedang memuji para petapa sektenya:

‘Seandainya saya, marah, menerjang seseorang dengan kapak;
Seandainya saya, gembira, mengoleskan wewangian pada seseorang—
Tidak ada penolakan untuk itu, tidak ada kemelekatan;
Pikiran ini seperti bumi —begitulah para petapa sekte saya.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com