Air
Āpaṅgapañha (Mil 7.4 2)
“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan lima sifat air harus diterapkan, yang manakah itu?”
“Seperti, Baginda, air selalu seimbang, teguh, tak terganggu dan cukup murni secara alami; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu menghalau tipu muslihat, bujukan, sindiran dan
kepura-puraan; seharusnya selalu seimbang, teguh, tak terganggu dan cukup murni secara alami dalam kebiasaan baik. Inilah, Baginda, sifat pertama air yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, air secara alami selalu sejuk; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu penuh kasih sayang demi kesejahteraan semua makhluk hidup, harus memiliki kesabaran, cinta kasih
dan belas kasihan. Inilah, Baginda, sifat kedua air yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, air membersihkan yang kotor; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu, apakah berada di desa atau hutan, harus dalam semua situasi menjadi orang yang tidak menimbulkan
perselisihan, tidak memberikan peluang bagi guru pembimbing, guru, atau golongan guru-guru (untuk meragukan dirinya). Inilah, Baginda, sifat ketiga air yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, air didambakan oleh khalayak ramai; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu, karena sedikit keinginannya, puas, terasing, menyendiri dalam meditasi, harus menjadi orang
yang selalu didambakan seluruh dunia.Inilah, Baginda, sifat keempat air yang harus diterapkan.
Dan lagi, Baginda, air tidak menimbulkan dukacita; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu seharusnya tidak melakukan kejahatan melalui tindakan, ucapan atau pikiran yang mengakibatkan percekcokan, pertengkaran, pertikaian, perselisihan, meditasi yang terbengkalai dan ketidaksukaan. Inilah, Baginda, sifat kelima air yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa, dalam Kaṇha-jātaka:
‘Jika kamu memberi saya anugerah, Sakka, dewa dari semua makhluk;
Jangan biarkan karena saya, Sakka, ada orang yang pikiran dan tubuhnya
Terluka kapan saja. Ini, Sakka, adalah anugerah terbaik.
“Seperti, Baginda, air selalu seimbang, teguh, tak terganggu dan cukup murni secara alami; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu menghalau tipu muslihat, bujukan, sindiran dan
kepura-puraan; seharusnya selalu seimbang, teguh, tak terganggu dan cukup murni secara alami dalam kebiasaan baik. Inilah, Baginda, sifat pertama air yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, air secara alami selalu sejuk; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu penuh kasih sayang demi kesejahteraan semua makhluk hidup, harus memiliki kesabaran, cinta kasih
dan belas kasihan. Inilah, Baginda, sifat kedua air yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, air membersihkan yang kotor; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu, apakah berada di desa atau hutan, harus dalam semua situasi menjadi orang yang tidak menimbulkan
perselisihan, tidak memberikan peluang bagi guru pembimbing, guru, atau golongan guru-guru (untuk meragukan dirinya). Inilah, Baginda, sifat ketiga air yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, air didambakan oleh khalayak ramai; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu, karena sedikit keinginannya, puas, terasing, menyendiri dalam meditasi, harus menjadi orang
yang selalu didambakan seluruh dunia.Inilah, Baginda, sifat keempat air yang harus diterapkan.
Dan lagi, Baginda, air tidak menimbulkan dukacita; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu seharusnya tidak melakukan kejahatan melalui tindakan, ucapan atau pikiran yang mengakibatkan percekcokan, pertengkaran, pertikaian, perselisihan, meditasi yang terbengkalai dan ketidaksukaan. Inilah, Baginda, sifat kelima air yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa, dalam Kaṇha-jātaka:
‘Jika kamu memberi saya anugerah, Sakka, dewa dari semua makhluk;
Jangan biarkan karena saya, Sakka, ada orang yang pikiran dan tubuhnya
Terluka kapan saja. Ini, Sakka, adalah anugerah terbaik.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com