Api
Tejaṅgapañha (Mil 7.4 3)
“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan lima sifat api harus diterapkan, yang manakah itu?”
“Seperti, Baginda, api membakar rumput, kayu, dahan dan dedaunan; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus membakar dengan api pengetahuan, semua kekotoran batin yang baik internal maupun eksternal, merupakan hal yang cocok dan tidak cocok dalam objek pendukung (meditasi). Inilah, Baginda, sifat pertama api yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, api tidak kenal ampun dan tanpa belas kasihan; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu tidak boleh berbelas kasihan dan mengampuni kekotoran batin. Inilah, Baginda, sifat kedua api yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, api mengusir rasa dingin; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu membangkitkan energi, semangat dan pijaran, harus mengusir kekotoran batin. Inilah, Baginda, sifat ketiga api yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, api, bebas dari ketertarikan dan penolakan, menimbulkan kehangatan; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu bebas dari ketertarikan dan penolakan, harus berdiam dengan
pikiran seperti api. Inilah, Baginda, sifat keempat api yang harus diterapkan.
Dan lagi, Baginda, api mengusir kegelapan dan memunculkan cahaya; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu mengusir kegelapan ketidaktahuan, harus memunculkan cahaya pengetahuan. Inilah, Baginda, sifat kelima api yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa ketika menasihati putra-Nya, Rāhula,
‘Kembangkanlah pikiran yang seperti api, Rāhula. Karena,
dengan mengembangkan pikiran yang seperti api, Rāhula,
kondisi pikiran jahat yang belum muncul pada dirimu tidak akan
muncul, dan kondisi pikiran jahat yang sudah muncul, tidak akan bertahan.
“Seperti, Baginda, api membakar rumput, kayu, dahan dan dedaunan; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus membakar dengan api pengetahuan, semua kekotoran batin yang baik internal maupun eksternal, merupakan hal yang cocok dan tidak cocok dalam objek pendukung (meditasi). Inilah, Baginda, sifat pertama api yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, api tidak kenal ampun dan tanpa belas kasihan; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu tidak boleh berbelas kasihan dan mengampuni kekotoran batin. Inilah, Baginda, sifat kedua api yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, api mengusir rasa dingin; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu membangkitkan energi, semangat dan pijaran, harus mengusir kekotoran batin. Inilah, Baginda, sifat ketiga api yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, api, bebas dari ketertarikan dan penolakan, menimbulkan kehangatan; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu bebas dari ketertarikan dan penolakan, harus berdiam dengan
pikiran seperti api. Inilah, Baginda, sifat keempat api yang harus diterapkan.
Dan lagi, Baginda, api mengusir kegelapan dan memunculkan cahaya; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu mengusir kegelapan ketidaktahuan, harus memunculkan cahaya pengetahuan. Inilah, Baginda, sifat kelima api yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa ketika menasihati putra-Nya, Rāhula,
‘Kembangkanlah pikiran yang seperti api, Rāhula. Karena,
dengan mengembangkan pikiran yang seperti api, Rāhula,
kondisi pikiran jahat yang belum muncul pada dirimu tidak akan
muncul, dan kondisi pikiran jahat yang sudah muncul, tidak akan bertahan.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com