Angsa Merah
Cakkavākaṅgapañha (Mil 7.6 2)
“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan tiga sifat angsa merah harus diterapkan, yang manakah itu?”
“Seperti, Baginda, angsa merah tidak pernah meninggalkan temannya sepanjang hidupnya; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu tidak boleh meninggalkan perhatian penuh kehati hatian sepanjang hidupnya. Inilah, Baginda, sifat pertama angsa merah yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, angsa merah makan tumbuhan air dan puas dengan itu, lalu karena kepuasannya, tenaga dan kecantikannya tidak memudar; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus senang dengan apa pun yang dia peroleh. Karena, Baginda, jika yogi, bhikkhu senang dengan apa pun yang dia peroleh, konsentrasinya tidak menurun, kebijaksanaannya tidak berkurang, kebebasannya tidak berkurang, pengetahuan dan pandangan tentang kebebasannya tidak berkurang, kebajikannya tidak berkurang. Inilah, Baginda, sifat kedua angsa merah yang harus diterapkan.
Dan lagi, Baginda, angsa merah tidak menindas makhluk hidup; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus menjadi orang yang, dengan tongkat disisihkan, pedang disisihkan, sederhana, murah hati, penuh kasih sayang demi kesejahteraan semua makhluk yang hidup dan bernapas. Inilah, Baginda, sifat ketiga angsa merah yang harus diterapkan.
Dan ini juga, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa, di dalam Cakkavāka-jātaka:
‘Orang yang tidak membunuh maupun menyebabkan orang lain membunuh,
Yang tidak merampok, maupun menghasut orang lain untuk merampok,
Yang tidak menyakiti semua makhluk,
Padanya tidak terdapat kemurkaan.’
“Seperti, Baginda, angsa merah tidak pernah meninggalkan temannya sepanjang hidupnya; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu tidak boleh meninggalkan perhatian penuh kehati hatian sepanjang hidupnya. Inilah, Baginda, sifat pertama angsa merah yang harus diterapkan.
Lagi, Baginda, angsa merah makan tumbuhan air dan puas dengan itu, lalu karena kepuasannya, tenaga dan kecantikannya tidak memudar; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus senang dengan apa pun yang dia peroleh. Karena, Baginda, jika yogi, bhikkhu senang dengan apa pun yang dia peroleh, konsentrasinya tidak menurun, kebijaksanaannya tidak berkurang, kebebasannya tidak berkurang, pengetahuan dan pandangan tentang kebebasannya tidak berkurang, kebajikannya tidak berkurang. Inilah, Baginda, sifat kedua angsa merah yang harus diterapkan.
Dan lagi, Baginda, angsa merah tidak menindas makhluk hidup; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu harus menjadi orang yang, dengan tongkat disisihkan, pedang disisihkan, sederhana, murah hati, penuh kasih sayang demi kesejahteraan semua makhluk yang hidup dan bernapas. Inilah, Baginda, sifat ketiga angsa merah yang harus diterapkan.
Dan ini juga, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa, di dalam Cakkavāka-jātaka:
‘Orang yang tidak membunuh maupun menyebabkan orang lain membunuh,
Yang tidak merampok, maupun menghasut orang lain untuk merampok,
Yang tidak menyakiti semua makhluk,
Padanya tidak terdapat kemurkaan.’
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com