Kelelawar
Vagguliṅgapañha (Mil 7.6 7)
“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan dua sifat kelelawar harus diterapkan, yang manakah itu?”
“Seperti, Baginda, kelelawar yang sudah memasuki suatu daerah dan berkeliaran lalu pergi dan tidak tinggal di sana; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu yang sudah memasuki
sebuah desa untuk berpindapata dan terus-menerus berjalan, harus segera beranjak pergi setelah mendapatkan makanan derma; dia tidak boleh berdiam di sana. Inilah, Baginda, sifat
pertama kelelawar yang harus diterapkan.
Dan lagi, Baginda, kelelawar, ketika berdiam di wilayah orang lain, tidak merugikan mereka; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu, ketika mengunjungi keluarga lain, tidak boleh menimbulkan perasaan tidak enak pada mereka dengan meminta terlalu banyak atau cenderung memberikan isyarat atau bertindak tidak layak atau terlalu banyak bicara atau mengabaikan kebahagiaan atau penderitaan (mereka); juga tidak boleh membuat mereka meninggalkan pekerjaan utama mereka, tetapi harus mengharapkan keberhasilan mereka dalam segala hal. Inilah, Baginda, sifat kedua kelelawar yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa, di dalam Dīgha Nikāya pada Lakkhaṇa Sutta:
‘Dalam keyakinan, moralitas, pengetahuan, kecerdasan,
Dalam pengorbanan, Dhamma dan banyak hal baik,
Dalam kekayaan, panen, sawah dan tanah,
Dalam anak, istri dan hewan ternak,
Dalam relasi, teman dan kerabat,
Dalam kekuatan, kecantikan dan kebahagiaan—
Bagaimana mungkin tidak merosot dalam semua ini?—makanya dia berharap,
Dan menginginkan keberhasilan tujuan mereka.'
“Seperti, Baginda, kelelawar yang sudah memasuki suatu daerah dan berkeliaran lalu pergi dan tidak tinggal di sana; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu yang sudah memasuki
sebuah desa untuk berpindapata dan terus-menerus berjalan, harus segera beranjak pergi setelah mendapatkan makanan derma; dia tidak boleh berdiam di sana. Inilah, Baginda, sifat
pertama kelelawar yang harus diterapkan.
Dan lagi, Baginda, kelelawar, ketika berdiam di wilayah orang lain, tidak merugikan mereka; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu, ketika mengunjungi keluarga lain, tidak boleh menimbulkan perasaan tidak enak pada mereka dengan meminta terlalu banyak atau cenderung memberikan isyarat atau bertindak tidak layak atau terlalu banyak bicara atau mengabaikan kebahagiaan atau penderitaan (mereka); juga tidak boleh membuat mereka meninggalkan pekerjaan utama mereka, tetapi harus mengharapkan keberhasilan mereka dalam segala hal. Inilah, Baginda, sifat kedua kelelawar yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Sang Buddha, dewa di atas para dewa, di dalam Dīgha Nikāya pada Lakkhaṇa Sutta:
‘Dalam keyakinan, moralitas, pengetahuan, kecerdasan,
Dalam pengorbanan, Dhamma dan banyak hal baik,
Dalam kekayaan, panen, sawah dan tanah,
Dalam anak, istri dan hewan ternak,
Dalam relasi, teman dan kerabat,
Dalam kekuatan, kecantikan dan kebahagiaan—
Bagaimana mungkin tidak merosot dalam semua ini?—makanya dia berharap,
Dan menginginkan keberhasilan tujuan mereka.'
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com