Ular Karang
Ajagaraṅgapañha (Mil 7.6 10)
“Bhante Nāgasena, ketika Anda mengatakan satu sifat ular karang harus diterapkan, yang manakah itu?”
“Seperti, Baginda, ular karang, yang bertubuh besar dan kuat, akan bertahan berhari-hari, menyedihkan, dengan perut kosong jika dia tidak mendapatkan makanan, tetapi akan terus bertahan meskipun dengan perut kosong; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu wajib berjalan meminta makanan, mendatangi orang lain untuk berpindapata, mengharapkan pemberian orang, menahan diri untuk mengambil sendiri, (bisa jadi) sulit memperoleh makanan untuk mengisi perutnya; namun, jika pemuda dari keluarga terhormat yang sedang mengejar tujuannya itu makan hanya empat atau lima suap, dia harus mengisi kekosongan dengan (minum) air. Inilah, Baginda, satu sifat ular karang yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Bhikkhu Sāriputta, siswa utama Sang Buddha:
‘Tak peduli makanan basah atau kering yang dia makan, tidak pernah
dia membiarkan dirinya kekenyangan.
Bhikkhu harus berkelana dengan perut kosong, makan secukupnya, selalu sadar.
Jika dia hanya mendapat empat atau lima suap, biarlah dia minum air,
Ini cukup dan nyaman bagi bhikkhu yang berpendirian teguh.'
“Seperti, Baginda, ular karang, yang bertubuh besar dan kuat, akan bertahan berhari-hari, menyedihkan, dengan perut kosong jika dia tidak mendapatkan makanan, tetapi akan terus bertahan meskipun dengan perut kosong; begitu juga, Baginda, yogi, bhikkhu wajib berjalan meminta makanan, mendatangi orang lain untuk berpindapata, mengharapkan pemberian orang, menahan diri untuk mengambil sendiri, (bisa jadi) sulit memperoleh makanan untuk mengisi perutnya; namun, jika pemuda dari keluarga terhormat yang sedang mengejar tujuannya itu makan hanya empat atau lima suap, dia harus mengisi kekosongan dengan (minum) air. Inilah, Baginda, satu sifat ular karang yang harus diterapkan.
Dan ini, Baginda, diucapkan oleh Bhikkhu Sāriputta, siswa utama Sang Buddha:
‘Tak peduli makanan basah atau kering yang dia makan, tidak pernah
dia membiarkan dirinya kekenyangan.
Bhikkhu harus berkelana dengan perut kosong, makan secukupnya, selalu sadar.
Jika dia hanya mendapat empat atau lima suap, biarlah dia minum air,
Ini cukup dan nyaman bagi bhikkhu yang berpendirian teguh.'
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com