PENJELASAN MENGENAI CERITA PETA TIMBUNAN KEKAYAAN
Bhogasaṃharaṇapetavatthu (Pv 49)
‘Kami mengumpulkan kekayaan.” Inilah Cerita Peta Timbunan Kekayaan. 2Bagaimana asal mulanya?
Dikatakan bahwa ketika Sang Buddha sedang berdiam di Hutan Bambu, ada empat perempuan di Rajagaha yang bekerja memperdagangkan ghee, madu, minyak, dan biji-bijian dan sebaginya. Mereka mencari nafkah, mengumpulkan kekayaan dengan cara yang tidak benar, karena mereka memakai ukuran yang salah dan sebagainya. Pada saat hancurnya tubuh setelah kematian, mereka semua muncul3 sebagai peti di sebuah parit di luar kota itu. Pada malam hari mereka4 dikuasai kesengsaraan dan berkelana kian ke mari sambil mengeluarkan raungan yang keras dan mengerikan:
1. ‘Kami mengumpulkan kekayaan dengan benar dan dengan tidak benar. Ini sekarang dinikmati oleh yang lain sementara bagian kami adalah kesengsaraan.’
Orang-orang ketakutan ketika mendengarnya, dan ketika fajar menyingsing mereka mempersiapkan dana makanan yang besar untuk kelompok para bhikkhu dengan Sang Buddha sebagai pemimpinnya. Setelah mengundang Sang Guru dan kelompok para bhikkhu, mereka melayani semua bhikkhu dengan makanan lunak dan makanan keras yang pilihan. Ketika Sang Buddha telah selesai makan dan telah menarik tangan-Nya dari mangkuk, mereka duduk di dekat Beliau, dan menyampaikan peristiwa itu. Sang Buddha berkata, ‘Para perumah tangga, [279] tidak ada bahaya5 apa pun bagimu di dalam suara itu. Itu hanyalah empat peti yang dikuasai oleh kesengsaraan. Mereka meratap dan menangis keras-keras karena putus asa sesudah mengatakan tindakan jahat yang telah mereka lakukan, dan mengucapkan syair ini:
2. `Kami mengumpulkan kekayaan dengan benar dan dengan tidak benar. Ini sekarang dinikmati oleh yang lain sementara bagian kami adalah kesengsaraan.`
2. Di sini, kekayaan (bhoge): harta benda dan sarana tertentu seperti misalnya pakaian dan hiasan dan sebagainya yang dikenal sebgai ‘kekayaan’ (bhoga) karena mereka dapat dinikmati (paribhunjitabbatthena). Kami mengumpulkan (samharimha): dengan hati kami yang dipenuhi noda keegoisan, kami menumpuk, tanpa memberikan apa pun kepada siapa pun. Dengan benar dan tidak benar (samena visamena ca): dengan benar dan dengan salah, atau dengan salah tetapi kelihatan benar. Kekayaan yang dikumpulkan oleh kami itu sekarang dinikmati oleh orang-orang lain. Sementara bagian kami adalah kesengsaraan (mayam dukkhassa bhagini): Karena kurangnya perilaku kami yang baik terhadap siapa pun dan karena perilaku buruk kami, maka kami sekarang harus berbagi kesengsaraan yang besar ini, yang termasuk kandungan-peta, yang artinya kami menderita kesengsaraan yang besar.
Setelah Sang Buddha menyampaikan syair yang diucapkan oleh para peti itu dan telah menyampaikan peristiwa tersebut, Beliau menganggapnya sebagai kebutuhan yang muncul dan mengajarkan Dhamma kepada kelompok yang berkumpul di sana. Setelah itu, Sang Buddha menjelaskan (Empat) Kebenaran (Mulia). Pada akhir penjelasan itu, banyak yang sampai pada buah sotapatti dan sebagainya.
Catatan :
Demikian Se Be untuk bhogasamharapetavatthuvannana pada teks.
Di sini dieja dengan benar.
Terbaca nibbattimsu pada Se Be untuk nibhattimsu pada teks.
Terbaca ta pada Se Be untuk ta pada teks.
Terbaca antarayo pada Se Be untuk antarayo pada teks.
Dikatakan bahwa ketika Sang Buddha sedang berdiam di Hutan Bambu, ada empat perempuan di Rajagaha yang bekerja memperdagangkan ghee, madu, minyak, dan biji-bijian dan sebaginya. Mereka mencari nafkah, mengumpulkan kekayaan dengan cara yang tidak benar, karena mereka memakai ukuran yang salah dan sebagainya. Pada saat hancurnya tubuh setelah kematian, mereka semua muncul3 sebagai peti di sebuah parit di luar kota itu. Pada malam hari mereka4 dikuasai kesengsaraan dan berkelana kian ke mari sambil mengeluarkan raungan yang keras dan mengerikan:
1. ‘Kami mengumpulkan kekayaan dengan benar dan dengan tidak benar. Ini sekarang dinikmati oleh yang lain sementara bagian kami adalah kesengsaraan.’
Orang-orang ketakutan ketika mendengarnya, dan ketika fajar menyingsing mereka mempersiapkan dana makanan yang besar untuk kelompok para bhikkhu dengan Sang Buddha sebagai pemimpinnya. Setelah mengundang Sang Guru dan kelompok para bhikkhu, mereka melayani semua bhikkhu dengan makanan lunak dan makanan keras yang pilihan. Ketika Sang Buddha telah selesai makan dan telah menarik tangan-Nya dari mangkuk, mereka duduk di dekat Beliau, dan menyampaikan peristiwa itu. Sang Buddha berkata, ‘Para perumah tangga, [279] tidak ada bahaya5 apa pun bagimu di dalam suara itu. Itu hanyalah empat peti yang dikuasai oleh kesengsaraan. Mereka meratap dan menangis keras-keras karena putus asa sesudah mengatakan tindakan jahat yang telah mereka lakukan, dan mengucapkan syair ini:
2. `Kami mengumpulkan kekayaan dengan benar dan dengan tidak benar. Ini sekarang dinikmati oleh yang lain sementara bagian kami adalah kesengsaraan.`
2. Di sini, kekayaan (bhoge): harta benda dan sarana tertentu seperti misalnya pakaian dan hiasan dan sebagainya yang dikenal sebgai ‘kekayaan’ (bhoga) karena mereka dapat dinikmati (paribhunjitabbatthena). Kami mengumpulkan (samharimha): dengan hati kami yang dipenuhi noda keegoisan, kami menumpuk, tanpa memberikan apa pun kepada siapa pun. Dengan benar dan tidak benar (samena visamena ca): dengan benar dan dengan salah, atau dengan salah tetapi kelihatan benar. Kekayaan yang dikumpulkan oleh kami itu sekarang dinikmati oleh orang-orang lain. Sementara bagian kami adalah kesengsaraan (mayam dukkhassa bhagini): Karena kurangnya perilaku kami yang baik terhadap siapa pun dan karena perilaku buruk kami, maka kami sekarang harus berbagi kesengsaraan yang besar ini, yang termasuk kandungan-peta, yang artinya kami menderita kesengsaraan yang besar.
Setelah Sang Buddha menyampaikan syair yang diucapkan oleh para peti itu dan telah menyampaikan peristiwa tersebut, Beliau menganggapnya sebagai kebutuhan yang muncul dan mengajarkan Dhamma kepada kelompok yang berkumpul di sana. Setelah itu, Sang Buddha menjelaskan (Empat) Kebenaran (Mulia). Pada akhir penjelasan itu, banyak yang sampai pada buah sotapatti dan sebagainya.
Catatan :
Demikian Se Be untuk bhogasamharapetavatthuvannana pada teks.
Di sini dieja dengan benar.
Terbaca nibbattimsu pada Se Be untuk nibhattimsu pada teks.
Terbaca ta pada Se Be untuk ta pada teks.
Terbaca antarayo pada Se Be untuk antarayo pada teks.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com