ISTANA SONADINNA
Soṇadinnāvimānavatthu (Vv 23)
Yang Terberkahi sedang berdiam di Savatthi, di Jetavana. Pada saat itu, di Nalanda ada seorang umat awam perempuan bernama Sonadinna, seorang umat yang memiliki keyakinan. Dengan keramahan dan kebiasaan moral yang mantap serta kemurnian yang besar, dia melayani para bhikkhu dalam hal empat kebutuhan, dan menjalankan (peraturan) berunsur-delapan. Dia memperoleh manfaat mendengarkan Dhamma, dan karena memiliki kualifikasi, dengan menembangkan Empat Kebenaran Mulia sebagai topik meditasinya, dia menjadi Pemasuk-Arus. Suatu ketika, karena menderita sakit, dia meninggal dan muncul di antara Tiga-Puluh-Tiga dewa. Y.M. Maha-Moggallana bertanya kepadanya dengan syair-syair ini:1
1. “Engkau yang berdiri dengan keelokan melebihi yang lain, devata, membuat segala penjuru bersinar bagaikan bintang penyembuh.
2. Karena apakah maka keelokanmu sedemikian rupa? Karena apakah engkau bersejahtera di sini, dan di sana muncul apa pun yang merupakan kesenangan sesuai dengan hatimu?
3. Saya bertanya kepadamu, dewi dengan keagungan yang besar, Tindakan jasa apakah yang telah engkau lakukan ketika terlahir sebagai manusia? Karena apakah maka keagunganmu cemerlang sedemikian rupa dan keelokanmu menyinari segala penjuru?”
4. Devata itu, karena gembira ditanya oleh Moggallana, ketika diberi pertanyaan menjelaskan perbuatan apa yang menghasilkan buah itu.
5. “Di Nalanda, mereka mengenalku sebagai Sonadinna, seorang umat awam. Saya memiliki keyakinan, memiliki kebiasaan moral, selalu bergembira dalam kedermawanan.
6. Pakaian dan makanan, tempat tinggal dan penerangan, saya berikan dengan pikiran yang penuh bakti kepada mereka yang lurus.
7. Pada (hari-hari) ke-14, 15, dan 8 dari dua-minnguan bulan terang, dan pada hari khusus pada dua-mingguan yang berhubungan erat dengan (peraturan) berunsur-delapan
8. Saya menjalankan Delapan Sila, selalu terkendali oleh kebiasaan moral, menjauhkan diri dari membunuh makhluk hidup, dan menjauhkan diri dari berbicara bohong.
9. Dari mencuri, tindakan asusila, dan minum minuman yang memabukkan jauh dariku, bergembira di dalam lima peraturan pelatihan, terampil di dalam kebenaran-kebenaran ariya, dahulu saya adalah umat awam pengikut Gotama, Yang Memiliki Visi, yang dikenal luas.
10. Karena inilah maka keelokanku sedemikian rupa, karena inilah saya sejahtera di sini, dan di sana muncul apa pun yang merupakan kesenangan sesuai dengan hatiku.
11. Saya beritahukan kepadamu, bhikkhu dengan keagungan yang besar, tindakan jasa yang telah saya lakukan ketika terlahir sebagai manusia. Karena inilah maka keegunganku cemerlang sedemikian rupa dan keelokanku menyinari segala penjuru.
Catatan :
VvA.115 tidak memberikan syair, tetapi menunjukkan kata-kata pertama dan terakhir yang diucapkan oleh Moggallana; kemudian kata-kata pertama dan terakhir di syair berikutnya, “Devata itu, karena gembira … yang menghasilkan buah itu’; dan akhirnya Sonadinna menjawab, ‘Mereka mengenalku sebagai Sonadinna … seorang umat awam perempuan pengikut Gotama, Yang Memiliki Visi. Karena inilah maka keelokanku sedemikian rupa … dan keelokanku menyinari segala penjuru.’ Karena syair-syair paralel ini agak tercecer di antara Istana-istana sebelumnya, maka lebih baik diberikan syair lengkap seperti di Ee dan Be.
1. “Engkau yang berdiri dengan keelokan melebihi yang lain, devata, membuat segala penjuru bersinar bagaikan bintang penyembuh.
2. Karena apakah maka keelokanmu sedemikian rupa? Karena apakah engkau bersejahtera di sini, dan di sana muncul apa pun yang merupakan kesenangan sesuai dengan hatimu?
3. Saya bertanya kepadamu, dewi dengan keagungan yang besar, Tindakan jasa apakah yang telah engkau lakukan ketika terlahir sebagai manusia? Karena apakah maka keagunganmu cemerlang sedemikian rupa dan keelokanmu menyinari segala penjuru?”
4. Devata itu, karena gembira ditanya oleh Moggallana, ketika diberi pertanyaan menjelaskan perbuatan apa yang menghasilkan buah itu.
5. “Di Nalanda, mereka mengenalku sebagai Sonadinna, seorang umat awam. Saya memiliki keyakinan, memiliki kebiasaan moral, selalu bergembira dalam kedermawanan.
6. Pakaian dan makanan, tempat tinggal dan penerangan, saya berikan dengan pikiran yang penuh bakti kepada mereka yang lurus.
7. Pada (hari-hari) ke-14, 15, dan 8 dari dua-minnguan bulan terang, dan pada hari khusus pada dua-mingguan yang berhubungan erat dengan (peraturan) berunsur-delapan
8. Saya menjalankan Delapan Sila, selalu terkendali oleh kebiasaan moral, menjauhkan diri dari membunuh makhluk hidup, dan menjauhkan diri dari berbicara bohong.
9. Dari mencuri, tindakan asusila, dan minum minuman yang memabukkan jauh dariku, bergembira di dalam lima peraturan pelatihan, terampil di dalam kebenaran-kebenaran ariya, dahulu saya adalah umat awam pengikut Gotama, Yang Memiliki Visi, yang dikenal luas.
10. Karena inilah maka keelokanku sedemikian rupa, karena inilah saya sejahtera di sini, dan di sana muncul apa pun yang merupakan kesenangan sesuai dengan hatiku.
11. Saya beritahukan kepadamu, bhikkhu dengan keagungan yang besar, tindakan jasa yang telah saya lakukan ketika terlahir sebagai manusia. Karena inilah maka keegunganku cemerlang sedemikian rupa dan keelokanku menyinari segala penjuru.
Catatan :
VvA.115 tidak memberikan syair, tetapi menunjukkan kata-kata pertama dan terakhir yang diucapkan oleh Moggallana; kemudian kata-kata pertama dan terakhir di syair berikutnya, “Devata itu, karena gembira … yang menghasilkan buah itu’; dan akhirnya Sonadinna menjawab, ‘Mereka mengenalku sebagai Sonadinna … seorang umat awam perempuan pengikut Gotama, Yang Memiliki Visi. Karena inilah maka keelokanku sedemikian rupa … dan keelokanku menyinari segala penjuru.’ Karena syair-syair paralel ini agak tercecer di antara Istana-istana sebelumnya, maka lebih baik diberikan syair lengkap seperti di Ee dan Be.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com