ISTANA DIPAN
Pallaṅkavimānavatthu (Vv 31)
Yang Terberkahi sedang berdiam di Savatthi, di Jetavana. Pada waktu itu, putri seorang umat awam dinikahkan dengan putra umat awam lain di kota Savatthi yang memiliki garis keturunan dan keadaan yang mirip. Perempuan itu baik wataknya, dan sempurna praktek moralitasnya. Dia menghormati suaminya, menjalankan lima peraturan, dan pada hari-hari Uposatha, dia menjalankan Delapan Sila. Setelah meninggal, dia muncul di alam Tiga-Puluh-Tiga dewa. Y.M. Maha-Moggallana Thera Pergi ke sana seperti yang telah dijelaskan di atas. Dan beliau bertanya kepadanya :
1. “Di atas dipan terbaik yang dihias dengan berbagai permata dan emas, ditebari bunga, dipan yang megah, di sana engkau berdiam, dewi dengan keagungan yang besar, dengan kesaktian yang dapat mengambil bentuk apa pun.
2. Dan peri-perimu ini, disetiap sisi menari, menyanyi dan bersenang-senang.1Engkau telah mencapai kemampuan kesaktian para dewa, dengan keagungan yang besar. Tindakan jasa apakah yang telah engkau lakukan ketika terlahir sebagai manusia? Karena apakah maka keagunganmu cemerlang sedemikian rupa dan keelokanmu menyinari segala penjuru ?”
Devata itu menjelaskan kepada beliau dalam syair-syair ini :
3. Ketika terlahir sebagai manusia di anatara manusia, saya adalah menantu di sebuah keluarga kaya. Saya memiliki kemarahan, patuh pada suami, rajin menjalankan (hari-hari) Uposatha.
4. Ketika saya terlahir sebagai manusia, masih muda dan tak bersalah, dengan pikiran yang penuh keyakinan saya membahagaiakan tuanku. Pada siang dan malam hari, saya bertindak memiliki kebiasaan moral.
5. Menjauhkan diri dari membunuh makhluk hidup, bukan seorang pencuri, dengan tubuh sepenuhnya murni saya hidup dalam kesetiaan; tidak minum minuman keras, dan tidak berbicara bohong, saya menjalankan peraturan-peraturan pelatihan.
6. Pada (hari-hari) ke-14,15 dan ke-8 dari dua mingguan dan pada hari khusus pada dua-mingguan yang berhubungan erat dengan (peraturan) berunsur-delapan, saya menjalankan hari Uposatha dengan pikiran yang penuh keyakinan; saya hidup menjalankan Dhamma dengan semangat di hatiku,
7. Saya menjalankan ketrampilan ariya yang berhubungan dengan (peraturan) berunsur-delapan yang agung, bahagia dalam hasilnya, menarik dan patuh pada tuanku; dahulu saya adalah pengikut Sang Buddha.
8. Karena telah menjalankan perbuatan-perbuatan bajik di dalam kehidupan makhluk hidup, saya memiliki sifat yang menonjol. Ketika tubuh saya hancur, saya mencapai alam berikutnya dengan kemampuan kesaktian para dewa karena telah mencapai kelahiran yang baik.
9. Di dalam Istana yang menyenangkan dan agung, saya dilayani sekelompok peri, dan sekelompok dewa yang bersinar membahagiakan saya-yang dengan masa-hidup yang panjang telah tiba di Istana dewa.2
Catatan :
pamodayanti, bersenang-senang seperti di 12.2. Tetapi di sini, VvA. 129 lebih suka mengartikannya “membuatmu bahagia”.
Penomoran syair-syairnya berbeda dalam berbagai edisi
1. “Di atas dipan terbaik yang dihias dengan berbagai permata dan emas, ditebari bunga, dipan yang megah, di sana engkau berdiam, dewi dengan keagungan yang besar, dengan kesaktian yang dapat mengambil bentuk apa pun.
2. Dan peri-perimu ini, disetiap sisi menari, menyanyi dan bersenang-senang.1Engkau telah mencapai kemampuan kesaktian para dewa, dengan keagungan yang besar. Tindakan jasa apakah yang telah engkau lakukan ketika terlahir sebagai manusia? Karena apakah maka keagunganmu cemerlang sedemikian rupa dan keelokanmu menyinari segala penjuru ?”
Devata itu menjelaskan kepada beliau dalam syair-syair ini :
3. Ketika terlahir sebagai manusia di anatara manusia, saya adalah menantu di sebuah keluarga kaya. Saya memiliki kemarahan, patuh pada suami, rajin menjalankan (hari-hari) Uposatha.
4. Ketika saya terlahir sebagai manusia, masih muda dan tak bersalah, dengan pikiran yang penuh keyakinan saya membahagaiakan tuanku. Pada siang dan malam hari, saya bertindak memiliki kebiasaan moral.
5. Menjauhkan diri dari membunuh makhluk hidup, bukan seorang pencuri, dengan tubuh sepenuhnya murni saya hidup dalam kesetiaan; tidak minum minuman keras, dan tidak berbicara bohong, saya menjalankan peraturan-peraturan pelatihan.
6. Pada (hari-hari) ke-14,15 dan ke-8 dari dua mingguan dan pada hari khusus pada dua-mingguan yang berhubungan erat dengan (peraturan) berunsur-delapan, saya menjalankan hari Uposatha dengan pikiran yang penuh keyakinan; saya hidup menjalankan Dhamma dengan semangat di hatiku,
7. Saya menjalankan ketrampilan ariya yang berhubungan dengan (peraturan) berunsur-delapan yang agung, bahagia dalam hasilnya, menarik dan patuh pada tuanku; dahulu saya adalah pengikut Sang Buddha.
8. Karena telah menjalankan perbuatan-perbuatan bajik di dalam kehidupan makhluk hidup, saya memiliki sifat yang menonjol. Ketika tubuh saya hancur, saya mencapai alam berikutnya dengan kemampuan kesaktian para dewa karena telah mencapai kelahiran yang baik.
9. Di dalam Istana yang menyenangkan dan agung, saya dilayani sekelompok peri, dan sekelompok dewa yang bersinar membahagiakan saya-yang dengan masa-hidup yang panjang telah tiba di Istana dewa.2
Catatan :
pamodayanti, bersenang-senang seperti di 12.2. Tetapi di sini, VvA. 129 lebih suka mengartikannya “membuatmu bahagia”.
Penomoran syair-syairnya berbeda dalam berbagai edisi
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com