ISTANA POHON KORAL
Pāricchattakavimānavatthu (Vv 38)
Yang Terberkahi sedang berdiam di Savatthi, di Jetavana. Seorang umat awam yang luhur menjamu Yang Terberkahi di rumahnya dengan penghormatan besar. Pada saat itu, seorang perempuan yang sedang mengumpulkan kayu bakar di Hutan Gelap melihat sebuah pohon asoka sedang berbunga. Dia mengumpulkan bunganya dan pergi untuk menebarkannya di sekeliling Sang Buddha, menghormat Beliau dan pergi. Setelah meninggal, dia terlahir lagi di alam Tiga – Puluh – Tiga dewa, dan menikmati festival Pohon Koral di Hutan Nandana bersama dengan peri – peri penarinya. Y.Y. Maha – Moggallana juga melihatnya dan bertanya kepadanya demikian :
1. “Dengan bunga-bunga1 atau pohon Koral dan eboni2, yang menirik dan indah, sambil merangkai bunga surgawi dan menyanyi, engkau bersukacita.
2. 3Sementara engkau menari dengan semua bagian tubuhmu dengan berbagai cara, musik surgawi mengalun, sungguh enak didengar.
3. Sementara engkau menari dengan semua bagian tubuhmu dengan berbagai cara, wewangian surgawi terhembus ke sekeliling, bau-bau yang harum, yang menyenangkan.
4. Sementara engkau mengayunkan tubuhmu, suara hiasan-hiasan kecil di jalinan rambutmu terdengar bagaikan musik instrumen berunsur – lima,
5. Anting-gantung4 tergetar angin sepoi – suara ini terdengan bagaikan musik instrumen berunsur –lima
6. Dan wewangian dari rangkaian bunga indah yang berbau harum dikepalamu berhembus ke segala penjuru bagaikan pohon manjusaka.
7. Nafasmu menghembuskan bau harum, engkau melihat keelokan yang bukan dunuawi. Devata, ketika ditanya, jelaskanlah tindakan apa yang menghasilkan buah ini,”
Kemudian devata itu menjelaskan :
8. “Saya mempersembahkan kepada Sang Buddha rangkaian-rangkaian bunga asoka, yang menyala, berkilau, berbau harum.
9. Setelah melakukan tindakan bajik yang dipuji oleh Sang Buddha ini, saya kini bersukacita tanpa kesedihan, bahagia dan sehat.”
Catatan :
Diberikan oleh VvA. 174
Bandingkan A.iv.117
Seperti di 44.2-7, 50,2-7.
vatamsaka. Kadang-kadang tampaknya ini adalah kalung bunga, lihat 39,7. Juga Vin. ii. 10, iii. 180. Disini, VvA. 174 mengatakan bahwa vatamsaka (ava-) adalah anting-anting- telinga yang terbuat dari permata
RINGKASAN :
Elok, tebu, dipan, Lata, dan mengenai Guttila,
Kemilau, Sesavati, Malli(ka), Visalakkhi, Pohon Koral
Karena mereka inilah Pembagian ini dikenal
1. “Dengan bunga-bunga1 atau pohon Koral dan eboni2, yang menirik dan indah, sambil merangkai bunga surgawi dan menyanyi, engkau bersukacita.
2. 3Sementara engkau menari dengan semua bagian tubuhmu dengan berbagai cara, musik surgawi mengalun, sungguh enak didengar.
3. Sementara engkau menari dengan semua bagian tubuhmu dengan berbagai cara, wewangian surgawi terhembus ke sekeliling, bau-bau yang harum, yang menyenangkan.
4. Sementara engkau mengayunkan tubuhmu, suara hiasan-hiasan kecil di jalinan rambutmu terdengar bagaikan musik instrumen berunsur – lima,
5. Anting-gantung4 tergetar angin sepoi – suara ini terdengan bagaikan musik instrumen berunsur –lima
6. Dan wewangian dari rangkaian bunga indah yang berbau harum dikepalamu berhembus ke segala penjuru bagaikan pohon manjusaka.
7. Nafasmu menghembuskan bau harum, engkau melihat keelokan yang bukan dunuawi. Devata, ketika ditanya, jelaskanlah tindakan apa yang menghasilkan buah ini,”
Kemudian devata itu menjelaskan :
8. “Saya mempersembahkan kepada Sang Buddha rangkaian-rangkaian bunga asoka, yang menyala, berkilau, berbau harum.
9. Setelah melakukan tindakan bajik yang dipuji oleh Sang Buddha ini, saya kini bersukacita tanpa kesedihan, bahagia dan sehat.”
Catatan :
Diberikan oleh VvA. 174
Bandingkan A.iv.117
Seperti di 44.2-7, 50,2-7.
vatamsaka. Kadang-kadang tampaknya ini adalah kalung bunga, lihat 39,7. Juga Vin. ii. 10, iii. 180. Disini, VvA. 174 mengatakan bahwa vatamsaka (ava-) adalah anting-anting- telinga yang terbuat dari permata
RINGKASAN :
Elok, tebu, dipan, Lata, dan mengenai Guttila,
Kemilau, Sesavati, Malli(ka), Visalakkhi, Pohon Koral
Karena mereka inilah Pembagian ini dikenal
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com