Perilaku Kelinci Bijak
Sasapanditacariyam (Cp 1.10)
1. Demikian pula, ketika aku terlahir sebagai kelinci yang berkelana di hutan, makan rerumputan, dedaunan, tanaman obat dan buah, aku menjauhi perbuatan menindas makhluk lain,
2. Saat itu seekor kera, seekor serigala, seekor berang-berang muda dan aku berdiam di lingkungan yang sama dan dapat dilihat di petang dan pagi hari.
3. Aku mengajarkan kepada mereka tentang perbuatan-perbuatan yang elok dan yang jahat: "Jauhilah perbuatan-perbuatan yang jahat, pertahankanlah yang elok"
4. Ketika melihat bulan purnama pada hari Uposatha, aku menunjukkan kepada mereka di sana dengan mengatakan, "Hari ini adalah (hari) Uposatha.
5. Siapkanlah dana untuk diberikan kepada siapa pun yang pantas memperoleh dana; setelah berdana kepada yang pantas, jalankan (hari) Uposahta."
6. Mereka mengatakan "Baiklah" kepadaku, dan setelah menyiapkan dana sesuai kemampuan mereka, sesuai sarana mereka, mereka pun mencari yang pantas memperoleh dana.
7. Aku duduk di sana, memikirkan tentang dana yang layak dan sesuai: "Jika aku mendapatkan orang yang pantas memperoleh dana, apakah danaku?
8. Aku tidak memiliki wijen, polong atau kacang-kacangan, beras, mentega jernih. Aku sendiri mempertahan hidup dengan rumput; tidaklah mungkin memberikan rumput.
9. Bila siapa pun yang pantas memperoleh dana datang untuk meminta makanan, aku akan memberikan diriku sendiri; dia tidak akan pergi dengan tangan kosong."
10. Karena mengetahui niatku, Sakka yang menyamar sebagai seorang brahmana mendatangi sarangku untuk menguji berdanaku.
11. Ketika melihat dia, aku merasa amat gembira dan mengatakan kata-kata ini, "Sungguh bagus bahwa demi makanan hewan, engkau sampai di hadapanku.
12, Hari ini aku akan memberimu dana luar biasa yang belum pernah diberikan sebelumnya. Engkau dipenuhi keluhuran moralitas; tidak sesuai bagimu untuk menindas yang lain.
13. Mari, nyalakan api, kumpulkan berbagai ranting, Aku akan memanggang diriku, engkau akan menyantap (aku sebagai) makanan bakar."
14. Dia mengatakan "Baiklah." Dengan amat gembira di pikiran, dia mengumpulkan berbagai jenis ranting; membuat cekungan bara api, dia membuat tempat pembakaran yang besar.
15. Di sana dia menyalakan api yang akan membesar dengan cepat, Aku mengguncangkan anggota tubuhku yang tertutup debu, dan duduk di satu sisi.
16. Ketika tumpukan besar dari ranting itu terbakar dan berderak, aku melompat dan kemudian terjatuh masuk ke tengah jilatan api yang berkobar.
17. Bagaikan orang mencebur ke air sejuk yang meredakan keresahan dan panasnya serta menemukan kepuasan dan semangat,
18. Begitu juga api yang menyala ketika aku masuki itu meredakan semua keresahanku seolah-olah itu adalah air yang sejuk.
19. Aku memberi kepada brahmana itu seluruh tubuhku, kulit luar, kulit dalam, daging, urat, tulang, dan otot-otot jantung.
2. Saat itu seekor kera, seekor serigala, seekor berang-berang muda dan aku berdiam di lingkungan yang sama dan dapat dilihat di petang dan pagi hari.
3. Aku mengajarkan kepada mereka tentang perbuatan-perbuatan yang elok dan yang jahat: "Jauhilah perbuatan-perbuatan yang jahat, pertahankanlah yang elok"
4. Ketika melihat bulan purnama pada hari Uposatha, aku menunjukkan kepada mereka di sana dengan mengatakan, "Hari ini adalah (hari) Uposatha.
5. Siapkanlah dana untuk diberikan kepada siapa pun yang pantas memperoleh dana; setelah berdana kepada yang pantas, jalankan (hari) Uposahta."
6. Mereka mengatakan "Baiklah" kepadaku, dan setelah menyiapkan dana sesuai kemampuan mereka, sesuai sarana mereka, mereka pun mencari yang pantas memperoleh dana.
7. Aku duduk di sana, memikirkan tentang dana yang layak dan sesuai: "Jika aku mendapatkan orang yang pantas memperoleh dana, apakah danaku?
8. Aku tidak memiliki wijen, polong atau kacang-kacangan, beras, mentega jernih. Aku sendiri mempertahan hidup dengan rumput; tidaklah mungkin memberikan rumput.
9. Bila siapa pun yang pantas memperoleh dana datang untuk meminta makanan, aku akan memberikan diriku sendiri; dia tidak akan pergi dengan tangan kosong."
10. Karena mengetahui niatku, Sakka yang menyamar sebagai seorang brahmana mendatangi sarangku untuk menguji berdanaku.
11. Ketika melihat dia, aku merasa amat gembira dan mengatakan kata-kata ini, "Sungguh bagus bahwa demi makanan hewan, engkau sampai di hadapanku.
12, Hari ini aku akan memberimu dana luar biasa yang belum pernah diberikan sebelumnya. Engkau dipenuhi keluhuran moralitas; tidak sesuai bagimu untuk menindas yang lain.
13. Mari, nyalakan api, kumpulkan berbagai ranting, Aku akan memanggang diriku, engkau akan menyantap (aku sebagai) makanan bakar."
14. Dia mengatakan "Baiklah." Dengan amat gembira di pikiran, dia mengumpulkan berbagai jenis ranting; membuat cekungan bara api, dia membuat tempat pembakaran yang besar.
15. Di sana dia menyalakan api yang akan membesar dengan cepat, Aku mengguncangkan anggota tubuhku yang tertutup debu, dan duduk di satu sisi.
16. Ketika tumpukan besar dari ranting itu terbakar dan berderak, aku melompat dan kemudian terjatuh masuk ke tengah jilatan api yang berkobar.
17. Bagaikan orang mencebur ke air sejuk yang meredakan keresahan dan panasnya serta menemukan kepuasan dan semangat,
18. Begitu juga api yang menyala ketika aku masuki itu meredakan semua keresahanku seolah-olah itu adalah air yang sejuk.
19. Aku memberi kepada brahmana itu seluruh tubuhku, kulit luar, kulit dalam, daging, urat, tulang, dan otot-otot jantung.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com