Perilaku Naga Campeyya

1. Dan demikian pula, ketika aku terlahir sebagai Campeyyaka dengan kekuatan kesaktian yang besar, bahkan pada waktu itu aku sudah luhur, mengabdikan diri ke praktek sumpah-sumpah moral.

2. Bahkan pada saat itu, seorang pawang-ular menangkapku, pelaksana-Dhamma, yang menjalankan (hari-hari) Uposatha. Dia membuatku melakukan pertunjukan di ambang gerbang kerajaan.

3. Dengan mengubah warna seperti yang dia pikirkan - biru, kuning atau merah, aku patuh pada niatnya, melaksanakan pemikiran-pemikirannya.

4. Sebetulnya aku bisa mengubah tanah kering menjadi air dan mengubah air menjadi tanah kering. Seandainya saja pada waktu itu aku marah kepadanya, sebetulnya aku bisa menghancurkan dia menjadi abu dalam sekejap.

5. Seandainya saja aku berada di bawah penguasaan pikiran, aku sudah jatuh dari moralitas; tujuan tertinggi tidak akan berhasil bagi makhluk yang sudah jatuh dalam hal moralitas.

6. Dengan rela kubiarkan tubuh ini dihancurkan, biarlah tubuh ini tercerai-berai di tempat ini juga -- tidak untuk apa pun aku mau melanggar moralitas walaupun tubuh ini tersebar bagaikan serpihan kayu.