Perilaku Dhamma Devaputta
Dhammadevaputtacariyam (Cp 2.8)
1. Dan demikian pula, ketika aku terlahir sebagai yakkha agung yang mempunyai banyak pengikut, potensi kesaktiaanku besar, aku bernama Dhamma. aku memiliki welas asih kepada semua dunia.
2. Aku menggugah penduduk untuk melaksanakan sepuluh cara berperilaku yang bajik, aku mendatangi desa-desa dan kota-kota-pasar dengan banyak sahabat, dengan banyak pelayan.
3. Sesosok yakkha yang jahat dan tamak, yang memperkenalkan sepuluh (cara berperilaku) yang jahat, juga berkeliling di sini di bumi dengan teman-temannya, dengan pelayan-pelayannya.
4. Sebagai pembicara Dhamma dan Adhamma, kami bermusuhan, menghantam tiang-kereta dengan tiang kereta, berdua saling berhadapan.
5. Pertengkaran yang mengerikan berlanjut antara yang baik dan yang jahat, dan akan muncul peperangan besar untuk menyingkirkan dari jalan itu.
6. Seandainya saja aku marah kepadanya, seandainya saja aku mematahkan sifat-sifat petapa, sebenarnya aku bisa menghancurkan dia dan kelompoknya menjadi debu.
7. Tetapi untuk menjaga moralitasku, setelah mendinginkan pikiranku, aku memberikan jalan itu kepada si jahat dan menyingkir dari jalan itu dengan kelompokku.
8. Begitu aku menyingkir dari jalan tersebut setelah menenangkan pemikiran-pemikiranku, bumi langsung membentuk celah untuk menelan yakkha jahat itu.
2. Aku menggugah penduduk untuk melaksanakan sepuluh cara berperilaku yang bajik, aku mendatangi desa-desa dan kota-kota-pasar dengan banyak sahabat, dengan banyak pelayan.
3. Sesosok yakkha yang jahat dan tamak, yang memperkenalkan sepuluh (cara berperilaku) yang jahat, juga berkeliling di sini di bumi dengan teman-temannya, dengan pelayan-pelayannya.
4. Sebagai pembicara Dhamma dan Adhamma, kami bermusuhan, menghantam tiang-kereta dengan tiang kereta, berdua saling berhadapan.
5. Pertengkaran yang mengerikan berlanjut antara yang baik dan yang jahat, dan akan muncul peperangan besar untuk menyingkirkan dari jalan itu.
6. Seandainya saja aku marah kepadanya, seandainya saja aku mematahkan sifat-sifat petapa, sebenarnya aku bisa menghancurkan dia dan kelompoknya menjadi debu.
7. Tetapi untuk menjaga moralitasku, setelah mendinginkan pikiranku, aku memberikan jalan itu kepada si jahat dan menyingkir dari jalan itu dengan kelompokku.
8. Begitu aku menyingkir dari jalan tersebut setelah menenangkan pemikiran-pemikiranku, bumi langsung membentuk celah untuk menelan yakkha jahat itu.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com