Ketidak-kekalan dalam Tiga Waktu
Atītānāgata 1 (SN 22.9)
Di Sāvatthī. “Para bhikkhu, bentuk adalah tidak kekal, baik di masa lalu maupun di masa depan, apalagi di masa sekarang. Melihat demikian, para bhikkhu, siswa mulia yang terpelajar tidak tertarik dengan bentuk di masa lalu; ia tidak mencari kesenangan di dalam bentuk di masa depan; dan ia mempraktikkan kejijikan terhadap bentuk di masa sekarang, demi peluruhan dan lenyapnya.
“Perasaan adalah tidak kekal ... Persepsi adalah tidak kekal … Bentukan-bentukan kehendak adalah tidak kekal … Kesadaran adalah tidak kekal, baik di masa lalu maupun di masa depan, apalagi di masa sekarang. Melihat demikian, para bhikkhu, siswa mulia yang terpelajar tidak tertarik dengan kesadaran di masa lalu; ia tidak mencari kesenangan di dalam kesadaran di masa depan; dan ia mempraktikkan kejijikan terhadap kesadaran di masa sekarang, demi peluruhan dan lenyapnya.”
“Perasaan adalah tidak kekal ... Persepsi adalah tidak kekal … Bentukan-bentukan kehendak adalah tidak kekal … Kesadaran adalah tidak kekal, baik di masa lalu maupun di masa depan, apalagi di masa sekarang. Melihat demikian, para bhikkhu, siswa mulia yang terpelajar tidak tertarik dengan kesadaran di masa lalu; ia tidak mencari kesenangan di dalam kesadaran di masa depan; dan ia mempraktikkan kejijikan terhadap kesadaran di masa sekarang, demi peluruhan dan lenyapnya.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com