Sariputta | Suttapitaka | Seorang Bhikkhu (1) Sariputta

Seorang Bhikkhu (1)

Bhikkhu 1 (SN 22.35)

Di Sāvatthī. Seorang bhikkhu mendatangi Sang Bhagavā, memberi hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata kepada Beliau: “Yang Mulia, sudilah Bhagavā mengajarkan Dhamma secara singkat kepadaku, sehingga, setelah mendengarkan Dhamma dari Bhagavā, aku dapat berdiam sendirian, mengasingkan diri, dengan rajin, tekun, dan bersungguh-sungguh.”

“Bhikkhu, jika seseorang memiliki kecenderungan tersembunyi terhadap sesuatu, maka ia dikenali sehubungan dengan hal itu. Jika ia tidak memiliki kecenderungan tersembunyi terhadap sesuatu, maka ia tidak dikenali sehubungan dengan hal itu.”

“Dimengerti, Bhagavā! Dipahami, Yang Sempurna!”

“Dalam cara bagaimanakah, bhikkhu, engkau memahami secara terperinci atas apa yang Kukatakan secara singkat?”

“Jika, Yang Mulia, seseorang memiliki kecenderungan tersembunyi terhadap bentuk, maka ia dikenali sehubungan dengan hal itu. Jika ia memiliki kecenderungan tersembunyi terhadap perasaan, maka ia dikenali sehubungan dengan hal itu. Jika ia memiliki kecenderungan tersembunyi terhadap persepsi, maka ia dikenali sehubungan dengan hal itu. Jika ia memiliki kecenderungan tersembunyi terhadap bentukan-bentukan kehendak, maka ia dikenali sehubungan dengan hal itu. Jika ia memiliki kecenderungan tersembunyi terhadap kesadaran, maka ia dikenali sehubungan dengan hal itu.

“Jika, Yang Mulia, seseorang tidak memiliki kecenderungan tersembunyi terhadap bentuk, maka ia tidak dikenali sehubungan dengan hal itu. Jika ia tidak memiliki kecenderungan tersembunyi terhadap perasaan … terhadap persepsi … terhadap bentukan-bentukan kehendak … terhadap kesadaran, maka ia tidak dikenali sehubungan dengan hal itu.
“Demikianlah, Yang Mulia, aku memahami secara terperinci atas apa yang dikatakan secara singkat oleh Bhagavā.”

“Bagus, bagus, bhikkhu! Bagus sekali engkau memahami secara terperinci apa yang Kukatakan secara singkat. Jika, bhikkhu, seseorang memiliki kecenderungan tersembunyi terhadap bentuk … seperti di atas secara lengkap … maka ia dikenali sehubungan dengan hal itu. Demikianlah makna atas apa yang Kukatakan secara singkat seharusnya dipahami secara terperinci.”

Kemudian bhikkhu itu, senang dan gembira atas kata-kata Sang Bhagavā, bangkit dari duduknya, dan setelah memberi hormat kepada Sang Bhagavā, dengan Beliau di sisi kanannya, ia pergi.

Kemudian, dengan berdiam sendirian, mengasingkan diri, rajin, tekun, dan bersungguh-sungguh, bhikkhu itu, dengan merealisasikannya sendiri dengan pengetahuan langsung, dalam kehidupan ini masuk dan berdiam dalam tujuan kehidupan suci yang tanpa bandingnya yang dicari oleh orang-orang yang meninggalkan kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah. Ia secara langsung mengetahui: “Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi penjelmaan dalam kondisi makhluk apa pun.” Dan bhikkhu itu menjadi salah satu di antara para Arahant.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com